Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Bilang, Pendapatan Negara Sudah Melejit 50,3 Persen

Kompas.com - 12/08/2022, 15:05 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.551 triliun hingga Juli 2022 dari target APBN Rp 2.266,2 triliun atau melonjak 50,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1.031,7 triliun.

"Pendapatan negara Rp 1.551 triliun itu tumbuh 50,3 persen," kata Sri Mulyani dikutip dari Antara, Jumat (12/8/2022).

Realisasi pendapatan negara meliputi penerimaan perpajakan Rp 1.213,5 triliun yang meningkat 53,8 persen dari Rp 788,9 triliun pada Juli 2021 serta PNBP Rp 337,1 triliun yang meningkat 39,1 persen dari Rp 242,3 triliun dibanding periode sama tahun lalu.

Penerimaan perpajakan ini terdiri dari penerimaan pajak Rp 1.028,5 triliun yang naik 58,8 persen dari periode sama tahun lalu Rp 647,7 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp 185,1 triliun yang naik 31,1 persen dari Rp 141,2 triliun.

Baca juga: Cegah APBN Jebol, Sri Mulyani Wanti-wanti ke Pertamina

Realisasi penerimaan pajak Rp 1.028,5 triliun yang merupakan 69,3 persen dari target Rp 1.485 triliun ini secara rinci meliputi PPh nonmigas Rp 595 triliun atau 79,4 persen dari target serta PPN dan PPnBM Rp 376,6 triliun atau 59,1 persen dari target.

Kemudian, PBB dan pajak lainnya Rp 6,6 triliun atau 20,5 persen dari target serta PPh migas Rp 49,2 triliun atau 76,1 persen dari target.

Kinerja penerimaan pajak ini dipengaruhi oleh tren peningkatan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi yang ekspansif, basis yang rendah pada 2021 akibat pemberian insentif fiskal serta dampak implementasi program pengungkapan sukarela (PPS).

Sementara untuk penerimaan kepabeanan dan cukai yang sebesar Rp 185,1 triliun atau 61,9 persen dari target Rp 299 triliun meliputi bea masuk yang tumbuh 31,5 persen didorong tren perbaikan kinerja impor nasional terutama sektor perdagangan dan industri.

Baca juga: Uangnya Sudah Ada, Pembangunan IKN Dimulai Bulan Depan

Penerimaan kepabeanan dan cukai juga didorong oleh cukai yang tumbuh 20,8 persen dipengaruhi efektivitas kebijakan tarif, lonjakan produksi pada Maret 2022 dan efektivitas pengawasan.

Bea keluar (BK) yang tumbuh 97,8 persen turut mendorong penerimaan kepabeanan dan cukai seiring tingginya harga komoditas, kenaikan tarif BK produk kelapa sawit dan kebijakan flush out.

Terakhir, untuk penerimaan PNBP sebesar Rp 337,1 triliun yang merupakan 70 persen dari target Rp 481,6 triliun didukung oleh meningkatnya pendapatan semua komponen PNBP kecuali pendapatan badan layanan usaha (BLU).

Baca juga: Mengenal Tugas CEO dan Tanggung Jawabnya dalam Perusahaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com