Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Siapa Pemilik SPBU Vivo | Mengapa Jokowi Naikkan Harga BBM saat Harga Minyak Dunia Turun

Kompas.com - 05/09/2022, 05:40 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Siapa Pemilik SPBU Vivo yang Bisa Jual Bensin Seharga Rp 8.900?

Pemerintah akhirnya mengambil keputusan BBM naik. Harga BBM terbaru yang dijual Pertamina mulai berlaku per Minggu 3 September 2020, pukul 14.30 WIB. Harga Pertalite mengalami kenaikan jadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya dipatok Pertamina sebesar Rp 7.650 per liter.

Kebijakan harga BBM naik juga berlaku untuk BBM subsidi lainnya, Solar yang naik menjadi Rp 6.800 dari Rp 5.150 per liter.

Di tengah pengumuman kenaikan harga BBM terbaru yang dijual di SPBU Pertamina, di dunia maya, ramai soal pembahasan harga BBM jenis yang dijual seharga Rp 8.900 per liter.

BBM tanpa subsidi dengan harga lebih murah dari harga Pertalite itu dijual oleh jaringan SPBU milik perusahaan swasta, SPBU Vivo.

Lalu siapa pemilik SPBU Vivo? Baca di sini

2. Cara Cek Bansos BLT BBM Kemensos 2022, Klik cekbansos.kemensos.id

Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai salah satu bentuk pengalihan subsidi BBM.

Penyaluran bantuan sosial (bansos) BLT BBM ini disalurkan kepada penerima yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Dilansir dari informasi resmi dalam laman Sekretariat Kabinet, perubahan data DTKS dilakukan setiap bulannya. Pembaruan DTKS dilakukan berdasarkan masukan dari pemerintah daerah.

Selain itu, masyarakat juga dapat memberikan masukan melalui menu “Usul dan Sanggah” pada apliaksi Cek Bansos, dengan data yang diusulkan akan dicek dan diverifikasi.

Selengkapnya simak di sini

3. Mengapa Jokowi Naikkan Harga BBM saat Harga Minyak Dunia Turun?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter (harga BBM naik).

Selain harga BBM Pertalite, ada kenaikan Solar bersubsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter yang berlaku sejak Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Pengumuman harga BBM naik ini justru bertepatan saat harga minyak mentah dunia mulai perlahan mengalami penurunan.

Beberapa waktu lalu, harga minyak Brent yang jadi patokan global memang berfluktuasi, bahkan sempat berada di atas 100 dollar AS per barel, namun kini sudah turun di kisaran 90 dollar AS per barel.

Lalu mengapa Jokowi menaikkan harga BBM subsidi saat harga minyak dunia turun? Baca di sini

4. Harga BBM Naik, Taksi Blue Bird Bakal Keluarkan Tarif Baru

Perusahaan penyedia jasa transportasi, PT Blue Bird Tbk, akan melakukan penyesuaian terhadap tarif armadanya, sebagai respons dari meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan non subsidi.

Dalam keterangan resmi, manajemen Blue Bird menyatakan, saat ini perusahaan tengah merampungkan skenario perhitungan tarif taksi yang baru.

“Dan kami akan mengumumkan kebijakan tarif baru dalam beberapa waktu ke depan,” tulis manajemen, dalam keterangan resmi, Sabtu (3/9/2022).

“Kami memastikan kebijakan yang diambil oleh perseroan akan memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan mempertimbangkan daya beli konsumen,” tambah manajemen.

Simak selengkapnya di sini

5. Erick Thohir Bakal Pangkas PTPN, dari 13 Jadi 4

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana pemangkasan holdong Perkebunan Nusantara (PTPN) dari saat ini sebanyak 13 menjadi empat.

"PTPN ke depan jadi ada empat subholding. Ada yang namanya Sugar Co, Palm Co, dan ada holding lain-lain," kata Erick di tengah kunjungan kerja ke Belanda, Sabtu (3/9/2022).

Penyederhanaan ini, kata Erick penting untuk menyehatkan BUMN. Ia mencontohkan langkah perampingan direksi PTPN yang masing-masing memiliki lima direksi. Efisiensi dilakukan dengan konsolidasi melalui holding PTPN III, masing-masing anak usaha hanya memiliki satu COO.

"PTPN target kerugian 2021 kan Rp 1,6 triliun, tapi bukunya 2021 untung Rp 4,6 triliun, ini buktinya kalau mau lebih efisien dan efektif," ujar dia.

Baca selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com