Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Bakal Umumkan Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Bervariasi

Kompas.com - 20/09/2022, 07:43 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah bervariasi pada akhir perdagangan Senin (19/9/2022) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh nilai tukar dollar AS yang mengalami pelemahan, dan kekhawatiran pasar akan kenaikan suku bunga oleh The Fed yang akan diumumkan pekan ini.

Dikutip dari Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate ditutup pada level 85,6 dollar AS per barrel atau turun tipis 0,09 persen. Sementara itu, Brent naik 0,7 persen pada posisi 92 dollar AS per barrel.

Baca juga: Meracik Upah Layak Pasca-Kenaikan Harga BBM

Robert Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA, mengatakan, sentimen yang membayangi harga minyak adalah bagaimana sikap pembuat kebijakan moneter dalam menjinakkan inflasi.

“Reli harga minyak pada sore hari ini merupakan reaksi spontan terhadap situasi oversold yang kami pada perdagangan pagi. Jika harga minyak bisa bertahan beberapa hari ke depan, mungkin akan mengejutkan terutama menjelang keputusan suku bunga The Fed pada hari Rabu,” ujar Robert.

Sementara itu, sentimen bearish pada komoditas muncul dari potensi peningkatan pasokan, dimana AS mengumumkan akan menawarkan tambahan 10 juta barrel dari cadangan minyak strategisnya.

Perusahaan minyak nasional UEA saat ini sedang mempercepat rencananya untuk memproduksi 5 juta barrel minyak mentah per hari pada tahun 2025. Selain itu, awal bulan ini, harga minyak mentah turun ke level terendah sejak Januari yang didukung oleh kenaikan nilai tukat dollar AS ke rekor tertinggi karena bank sentral bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Penguncian yang berkelanjutan di China juga sempat menghambat permintaan salah satu konsumen minyak terbesar dunia itu. Kekhawatiran bahwa perlambatan global akan melemahkan permintaan energi telah mendorong penurunan permintaan minyak di China kuartalan pertama.

Forum Energi Internasional yang berbasis di Riyadh menyebut, permintaan global untuk minyak juga merosot pada Juli 2022, atau turun 1,1 juta barrel per hari. Padahal, pada periode itu, pengguna minyak umumnya meningkat. Impor minyak mentah China dan penggunaan minyak di kilang juga turun dari tahun ke tahun.

Meskipun harga turun dalam jangka pendek, biaya energi yang tinggi membayangi Eropa, dan diperkirakan akan terjun ke dalam resesi. Namun, pemerintah terus berupaya untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi pasokan energi.

Untuk mengamankan pasokan energi, Jerman pada hari Jumat lalu merebut perusahaan minyak Rusia, Rosneft PJSC. Jerman mengambil kendali besar atas industri energi dan memutuskan ketergantungan yang mendalam pada Moskwa dalam hal bahan bakar selama beberapa dekade.

Di sisi lain, kesepakatan nuklir masih menjadi pembahasan belakangan ini. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, dia membutuhkan jaminan agar AS tidak menjauh lagi dari kesepakatan nuklir sebagai syarat bagi negara Timur Tengah itu untuk membuat kesepakatan. Hal ini dinilai akan mendorong kembalinya pasokan minyak mentah Iran ke pasar, meskipun masih ada perselisihan dalam negosiasi.

Baca juga: Ekonomi Global Berpotensi Melambat, Harga Minyak Mentah Dunia Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com