4. Penguatan dollar AS
Efek dari kenaikan suku bunga acuan AS tersebut akan berimbas ke penguatan nilai tukar dollar AS yang sangat kuat sehingga mata uang lainnya menjadi terdepresiasi.
Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) mencapai tertinggi 114,76 pada tanggal 28 September 2022 dan tercatat 112,98 pada 19 Oktober 2022 atau mengalami penguatan sebesar 18,10 persen (ytd) selama 2022.
"Penguatan apresiasi nilai tukar yang sangat kuat, bahkan kalau dihitung dari tengah tahun lalu, penguatan dollar AS itu lebih tinggi dari 20 persen, hampir mencapai 25 persen. Ini menyebabkan pelemahan mata uang dunia termasuk juga tekanan-tekanan di emerging market di Indonesia," ucapnya.
5. Risiko dari perspeksi investor
Dengan adanya tantangan-tantangan ekonomi global tersebut, tentu akan mempengaruhi persepsi investor. Kondisi yang serba tidak pasti ini akan menuntun investor untuk menarik dananya dari emerging market.
Investor cenderung akan menarik dananya di investasi portofolio dan menumpuknya di dalam tunai.
Itulah kelima hal yang dicermati oleh BI untuk kemudian dapat diantisipasi agar tidak terlalu bepengaruh pada perekonomian nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.