Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Inovasi Digital Bisa Percepat Inklusi Keuangan

Kompas.com - 24/06/2023, 16:05 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengungkapkan pentingnya inovasi digital untuk mendukung percepatan inklusi keuangan di Tanah Air. Dia mengatakan, sektor keuangan merupakan kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

“DPI (digital public infrastructure/infrastruktur digital) berperan dalam mendorong transformasi keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Hal itu juga dapat mempercepat inklusi keuangan, memfasilitasi akses yang lebih mudah dan lebih cepat ke layanan akhir,” jelas Filianinfsih dalam acara Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) Symposium secara virtual, Sabtu (24/6/2023).

Filianingsih mengatakan, sangat penting untuk menjamin perlindungan konsumen dalam pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur digital. Menurut dia, dengan pengelolaan yang baik, akan dapat menjadi sumber kemakmuran baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca juga: Redenominasi Rupiah Pasti Jalan, BI: Desain dan Tahapan Sudah Siap

Dia mengatakan, hampir 70 persen penduduk di Indonesia yang berusia 15-64 tahun merupakan pengguna internet keempat terbesar di dunia. Hal ini tentunya mendorong pertumbuhan digitalisasi keuangan di masyarakat.

Namun, dia menekankan bahwa peluang tersebut bisa dicapai selama tersedianya infrastruktur pendukung digitalisasi mencakup listrik, internet berkecepatan tinggi, dan penggunaan smarphone secara merata, dan terjangkau.

Filianingsih mengungkapkan pandemi Covid-19 turut berperan dalam mendorong digitalisasi ekonomi. Hal ini terlihat dari jumlah pelanggan digital baru yang mengalami pengingkatan 21 juta, dengan penetrasi pengguna internet meningkat hingga 74 persen.

Baca juga: Soal Redenominasi Rupiah, Gubernur BI: Sudah Disiapkan sejak Dulu

Dia juga mengatakan, inklusi keuangan masyarakat yang rendah dapat menghambat pertumbuhan ekonomi digital. Dengan inovasi digital, masyarakat unbanked dan underbanked bisa turut berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari kemudahan tersebut.

“Kami tidak hanya ingin meningkatakan jumlah pembukaan rekening bank. Tapi juga memanfaatkan rekening bank untuk memperoleh pendanaan yang berkelanjutan,” jelas Filianingsih.

Sebagai informasi, implementasi Blueprint Payment System 2024-2045 yang telah menghasilkan sejumlah milestones. Hal ini terbukti dari total transaksi BI Fast yang telah mencapai lebih dari 1,5 miliar transaksi dengan nilai Rp 4 triliun hingga Mei 2023.

Baca juga: Tahan Suku Bunga Acuan, BI Fokus pada Penguatan Rupiah

Adapun jumlah bank yang tergabung dalam keanggotaan Fast Payment Infrastructure juga mengalami kenaikan 123 anggota atau 94 persen pangsa sistem pembayaran ritel nasional.

Selain itu, implementasi standardisasi sistem pembayaran nasional melalui standar pembayaran QR (Quick Response) juga terus meluas. Hingga Mei 2023, jumlah merchant QRIS mencapai 25,6 juta merchant. Adapun total pengguna QRIS mencapai 33,7 juta.

Baca juga: BI Diprediksi Bakal Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com