Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi AS Berpotensi Terjadi Tahun Ini, Eropa Menyusul Tahun Depan

Kompas.com - 28/06/2023, 10:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - HSBC Asset Management memperingatkan bahwa potensi resesi di AS bisa terjadi tahun ini. Resesi diperkirakan akan terjadi di kuartal IV-2023. Sementara Eropa diperkirakan akan menyusul kontraksi dan resesi pada 2024.

Mengutip CNBC, Kepala Strategi Global di HSBC Asset Management Joseph Little mengatakan beberapa negara bagian di AS mengalami kondisi ekonomi yang tetap tangguh, tapi keseimbangan risiko berpotensi tinggi ke arah resesi.

“Potensi resesi akan terjadi di banyak negara. Eropa tertinggal dari AS tetapi data makro ekonomi secara umum masih selaras. Kami sudah berada dalam resesi yang dilihat dari laba yang kecil, hingga kasus gagal bayar perusahaan yang mulai meningkat," kata Little.

Baca juga: Bursa Saham AS Ditutup Merah Imbas Kekhawatiran pada Resesi

"Hal baiknya adalah kami memperkirakan inflasi tinggi akan bergerak moderat dan relatif cepat. Itu akan menciptakan peluang bagi pembuat kebijakan untuk memangkas suku bunga,” lanjutnya.

Terlepas dari nada hawkish oleh The Fed, HSBC Asset Management memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebelum akhir 2023, yang diikuti oleh Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris di tahun depan.

The Fed menghentikan siklus pengetatan moneternya pada pertemuan bulan Juni, dengan kisaran target suku bunga antara 5 persen dan 5,25 persen. Tetapi The Fed mengisyaratkan akan ada dua kenaikan lebih lanjut di tahun ini.

Baca juga: Peran UMKM Menahan Resesi Ekonomi 2023

Little mengakui bahwa Bank Sentral AS tidak akan dapat memangkas suku bunga jika inflasi tetap jauh di atas target. Oleh karena itu ia berharap resesi tidak datang terlalu dini, dan menyebabkan disinflasi.

“Skenario resesi yang akan datang lebih seperti resesi awal 1990-an, dengan skenario utama kami adalah penurunan PDB sebesar 1-2 persen,” kata Little.

Little menilai resesi yang akan terjadi di AS akan menyebabkan prospek pasar yang sulit dan volatilitasi di pasar karena dua alasan. Pertama, adanya pengetatan kondisi keuangan yang cepat yang menyebabkan penurunan siklus kredit. Kedua, pasar kurang terdampak pandangan pesimis global.

“Kami menilai sentimen berita pasar selama enam bulan ke depan akan sulit dicerna untuk pasar. Kami mengambil pandangan menyeluruh yang hati-hati tentang risiko dan siklus dalam portofolio. Eksposur suku bunga menarik, terutama kurva Treasury. Dalam kredit, kami selektif dan fokus pada kredit berkualitas lebih tinggi di investment grade daripada kredit spekulatif investment grade. Kami juga berhati-hati pada pasar saham," kata Little.

Baca juga: Mengenal Beda Dampak Inflasi dan Resesi Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 69

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 69

Whats New
Daftar Kebijakan yang Berlaku Mulai 1 Juni 2024

Daftar Kebijakan yang Berlaku Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia Berlaku Juni 2024

Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia Berlaku Juni 2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Sabtu 1 Juni 2024: Ikan Bandeng Naik, Daging Sapi Turun

Harga Bahan Pokok Sabtu 1 Juni 2024: Ikan Bandeng Naik, Daging Sapi Turun

Whats New
Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia Per 1 Juni 2024

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru di Seluruh Indonesia Per 1 Juni 2024

Whats New
Wujudkan “Changes for the Better”, Global Awareness Campaign “Automating the World” Dorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Wujudkan “Changes for the Better”, Global Awareness Campaign “Automating the World” Dorong Perubahan Positif untuk Masa Depan yang Lebih Baik

BrandzView
Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Induksi Elektromagnetik Disebut Jadi Penyebab Besi Proyek Jatuh, MRT Jakart: Masih Terlalu Dini

Whats New
[POPULER MONEY] Antam Bantah Beredar Emas Palsu | Tarik Tunai Lewat EDC BCA Dikenai Biaya Rp 4.000

[POPULER MONEY] Antam Bantah Beredar Emas Palsu | Tarik Tunai Lewat EDC BCA Dikenai Biaya Rp 4.000

Whats New
BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Pekerja 'Resign' atau Kena PHK

BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Pekerja "Resign" atau Kena PHK

Whats New
Watsons Gelar Pesta Diskon Skincare dan Kosmetik di Sun Plaza Medan

Watsons Gelar Pesta Diskon Skincare dan Kosmetik di Sun Plaza Medan

Spend Smart
Cara Cek Mutasi Rekening di BCA Mobile

Cara Cek Mutasi Rekening di BCA Mobile

Work Smart
Cara Daftar sebagai Merchant QRIS

Cara Daftar sebagai Merchant QRIS

Work Smart
Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Portofolio Investasi Tapera Didominasi Penempatan ke Obligasi Negara

Whats New
Asosiasi Tegaskan Komitmen Lindungi Anak-anak dari Produk Tembakau Alternatif

Asosiasi Tegaskan Komitmen Lindungi Anak-anak dari Produk Tembakau Alternatif

Whats New
Mitratel Bagi-bagi Dividen Rp 1,4 Triliun, Ada Dividen Spesial

Mitratel Bagi-bagi Dividen Rp 1,4 Triliun, Ada Dividen Spesial

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com