NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah merosot lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Selasa (27/6/2023) waktu setempat, di tengah sinyal bahwa bank sentral mungkin belum selesai menaikkan suku bunga.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 2,6 persen atau 1,92 dollar AS menjadi sebesar 72,26 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,4 persen atau 1,67 dollar AS AS menjadi sebesar 67,70 dollar AS per barrel.
"Harga (minyak) utamanya bergantung pada ekspetasi suku bunga yang selalu berubah," ujar Analis Oanda, Craig Erlam.
Baca juga: BBM Baru Pertamina Pertamax Green 95 Dijual Mulai Juli 2023
Pada Selasa kemarin, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa inflasi yang sangat tinggi membuat bank harus menghindari kebijakan penghentian kenaikan suku bunga. Artinya, ada potensi untuk melanjutkan kenaikan suku bunga.
Padahal tren suku bunga tinggi bisa melemahkan aktivitas ekonomi sehingga membebani permintaan terhadap minyak.
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), data terbaru menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen AS meningkat pada Juni 2023 ke level tertinggi dalam hampir 1,5 tahun di tengah pembaruan optimisme pasar tenaga kerja.
Baca juga: Nama BBM Baru Pertamina dan Kota Pertama yang Menjualnya
Data yang menggambarkan potensi permintaan itu, membuat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) kemungkinan menaikkan kembali suku bunganya untuk memperlambat permintaan guna menekan laju inflasi.
The Fed yang telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 500 basis poin sejak Maret 2022, memberi isyarat bahwa akan ada dua kali lagi kenaikan suku bunga hingga akhir tahun dengan masing-masing 25 basis poin.
Pada perdagangan Senin, harga minyak dunia sebenarnya sempat naik tipis karena pelaku pasar mempertimbangkan potensi terjadinya gangguan pasokan menyusul ketidakstabilan politik di Rusia.
Baca juga: Dorong Kendaraan Listrik, Pemerintah Bakal Persulit Mobil BBM
Meski begitu, bentrokan yang terjadi antara militer Rusia dan kelompok tentara bayaran Wagner Group dapat dihindari pada Sabtu kemarin, setelah tentara bayaran bersenjata lengkap menarik diri dari kota Rostov di Rusia selatan.
"Gelombang geopolitik terbaru dengan cepat menjadi tidak berarti dibandingkan dengan pertimbangan ekonomi makro yang terus-menerus bergejolak,” kata Tamas Varga dari PVM.
Baca juga: Campur Pertamax dan Bioetanol, Pertamina Bakal Jual BBM RON 95
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.