Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Berbasis ESG Kian Diminati, Bagaimana Prospeknya di Masa Depan?

Kompas.com - 28/06/2023, 11:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham-saham perusahaan terbuka yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dinilai memiliki pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, karena tidak semata memikirkan keuntungan jangka pendek.

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito mengatakan, saat ini kapitalisasi pasar 70 saham emiten ESG di Bursa Efek Indonesia menguasai 56,87 persen dari total market cap bursa atau senilai Rp 5.407 triliun.

“Perusahaan yang menerapkan praktik ESG tidak hanya fokus pada pemegang saham semata, tapi juga berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas, sehingga perusahaan menjadi terpercaya dan akhirnya semakin banyak menarik pelanggan yang berujung pada peningkatan kinerja perusahaan secara positif,” jelas Parto di Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Parto bilang, pertumbuhan kuat dan berkelanjutan tersebut terlihat dari pertumbuhan indeks saham-saham perusahaan ESG yang jauh melampaui IHSG, ataupun saham-saham LQ-45 dan Kompas 100.

Baca juga: Pemberantasan Calo Tiket Konser Perlu Diimbang Edukasi Konsumen

Dari empat indeks yang menjadi indikator emiten ESG, pertumbuhan tertinggi terjadi pada indeks 45 saham ESG IDX Kehati dan Indeks Sri Kehati yang masing-masing tumbuh 10,13 persen dan 9,16 persen dalam 1 tahun terakhir hingga 16 Juni 2023.

Disusul kemudian indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati sebesar 6,9 persen dan IDX ESG Leaders sebesar 3,24 persen, sementara IHSG dan saham-saham LQ-45 pada periode yang sama tumbuh minus 4,99 persen dan 6,46 persen.

Pertumbuhan bisnis emiten-emiten ESG ini turut mendorong produk Reksa Dana berbasis ESG mencatatkan return (imbal hasil) yang positif, yakni ratarata 12,6 persen dibandingkan return reksa dana non-ESG yang sebesar 1,27 persen.

Total saat ini terdapat 33 produk reksa dana berbasis ESG dengan total dana kelolaan sebesaar Rp 4,8 triliun atau merupakan produk reksa dana terbanyak. Hal ini dirasa positif terhadap upaya-upaya menopang Sustainable Development Goals dan memitigasi risiko global utama yang akan didominasi isu-isu lingkungan dan sosial dalam 10 tahun ke depan.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 1.000 Per Gram, Simak Rinciannya

Meskipun begitu, Parto mengingatkan bahwa investasi ESG saat ini yang meski memiliki peluang baik dari segi tren positifnya maupun adanya dukungan dari pemerintah, juga memiliki beberapa tantangan mendasar.

“Perusahaan berbasis ESG masih memiliki awareness yang kurang dan keterbatasan perusahaan ESG itu sendiri. Oleh karena itu, Parto menilai perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk regulasi dari pemerintah dan otoritas agar semakin banyak perusahaan berbasis ESG menawarkan sahamnya di pasar modal,” jelas Parto.

Menanggapi hal ini, Fund Manager Equity Sucor Asset Management, Alexander Yasa memastikan bahwa pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan awareness terhadap investasi berbasis ESG dengan menerbitkan beberapa produk tematik ESG.

“Melalui pendekatan ESG, baik bisnis maupun keputusan investasi tidak hanya memperhatikan keuntungan finansial semata, tetapi juga mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan sosial,” jelas Alexander.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Dipicu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga

Dia mengatakan, untuk mendorong ekonomi berkelanjutan di Indonesia, investasi berkelanjutan adalah salah satu alat untuk untuk mendorong tercapainya hal tersebut. Oleh sebab itu, Sucor Asset Management meluncurkan produk impact fund, seperti Sucorinvest Anak Pintar dan Sucorinvest Sustainability Equity Fund.

Pada April 2023, Sucor Asset Management juga kembali menerbitkan produk tematik ESG, yakni Sucorinvest Sharia Sustainability Equity Fund.

Dalam mengelola Sucorinvest Sharia Sustainability Equity Fund, Sucor Asset Management bekerja sama dengan Yayasan KEHATI. Bentuk kerjasamanya adalah dengan membantu dalam pemilihan saham yang masuk dalam kriteria ESG, serta menyalurkan pemberian dana donasi yang berasal dari Reksa Dana Sucorinvest Sharia Sustainability Equity Fund.

Dana donasi tersebut kemudian akan digunakan untuk kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati.

Baca juga: Sekjen Kemenaker Sebut Pemerintah Terus Tingkatkan Pelayanan Informasi Pasar Kerja bagi Masyarakat

“Tren ESG yang saat ini berkembang pesat, tentu bisa turut mempercepat proses menuju bisnis dan investasi yang lebih berkelanjutan. Dan tentu, lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,” lanjut Alexander.

Direktur Keuangan & Administrasi KEHATI Indra Gunawan mengungkapkan, tren positif dari investasi berbasis ESG beberapa tahun belakangan ini. Menurutnya, ESG merupakan strategi dan produk investasi yang bertumbuh paling cepat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.

“Konsep ESG ini spesifik dan berbasis data, sehingga berguna bagi para investor yang ingin melihat bukti faktual bahwa sebuah perusahaan melakukan apa yang dikatakannya berkelanjutan,” jelas Indra.

Dalam upayanya membantu akselerasi pengembangan investasi ESG, KEHATI memiliki dua strategi besar, yakni do no harm dan do good. Do no harm adalah strategi investasi yang menghindari dampak negatif pada lingkungan dan sosial, dengan kata lain investasi yang bertanggung jawab.

Sementara Do good adalah strategi investasi yang juga bertujuan memberikan dampak positif pada lingkungan dan sosial atau investasi yang berdampak.

Baca juga: Cerita Satria Jatuh Bangun hingga Raup Omzet Rp 20 Juta Sehari dari Jualan Kelapa Muda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com