Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Tarif LRT Jabodebek dengan Transportasi Umum Berbasis Rel Lainnya

Kompas.com - 21/07/2023, 15:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif LRT Jabodebek telah diresmikan pemerintah dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 Tahun 2023 dan akan diterapkan saat operasional komersial pada Agustus mendatang.

Pada Kepmen tersebut tarif LRT Jabodebek sebesar Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan kilometer selanjutnya dikenakan Rp 700 per kilometer.

Dengan demikian estimasi tarif jarak terjauh dari Stasiun Dukuh Atas ke Jati Mulya Bekasi sepanjang 27,3 kilometer sekitar Rp 23.000-Rp 24.000.

Baca juga: Pengamat Sebut Tarif LRT Jabodebek Rp 5.000-Rp 25.000 Sudah Pas, tapi..

Memiliki total panjang lintasan 44,43 kilometer, LRT Jabodebek ini akan melayani naik dan turun penumpang di 18 stasiun. Adapun rute perjalanannya ada dua, yaitu Dukuh Atas-Harjamukti dan Dukuh Atas-Jati Mulya.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Rabu (28/06/2023), waktu tempuh Dukuh Atas-Harjamukti hanya 39 menit dan Dukuh Atas-Jati Mulya selama 43 menit.

Moda transportasi ini juga dilengkapi oleh teknologi canggih dimana pengoperasiannya tidak dilakukan oleh masinis karena dikendalikan oleh sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.

Namun penumpang tidak perlu khawatir akan keamanan dan keselamatan selama perjalanan lantaran ada train attendant saat terjadi kondisi darurat.

Dengan keunggulan tersebut, apakah tarif LRT Jabodebek dapat bersaing dibandingkan moda transportasi umum kereta lainnya yang sudah beroperasi lebih dulu di Jakarta?

1. MRT Jakarta

Berbeda dengan LRT Jabodebek, MRT Jakarta hanya melayani perjalanan di dalam kota Jakarta yakni dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan ke Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Pasa pembangunan fase 1, proyek MRT Jakarta memiliki panjang 16 kilometer meliputi 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer jalur bawah tanah. Adapun total stasiun MRT Jakarta sebanyak 13 stasiun.

Sementara waktu tempuh MRT Jakarta sekitar 30 menit dengan jarak kedatangan antar kereta sekitar 5 menit pada jam-jam sibuk dan waktu kereta singgah di setiap stasiun sekitar 30 detik.

Tarif MRT Jakarta dibanderol sebesar Rp 3.000 untuk tarif minimal dan Rp 14.000 untuk tarif maksimal dari Bundaran HI-Lebak Bulus dan sebaliknya.

Dengan demikian, estimasi rata-rata tarif MRT Jakarta per kilometernya sebesar Rp 875 atau beda tipis dengan tarif LRT Jabodebek.

Baca juga: Uji Coba untuk Masyarakat Diundur 29 Juli, LRT Jabodebek Pastikan Kuota Peserta Tidak Berkurang

2. KRL Jabodetabek

Pengguna moda transportasi umum Jakarta tentu tidak asing dengan KRL Jabodetabek.

KRL yang dioperasikan PT KAI Commuter ini memiliki panjang lintasan 418 kilometer dari Jakarta, Depok, Bekasi, Serpong, Bogor, Tangerang, hingga Rangkasbitung.

Moda transportasi ini melayani penumpang di wilayah Jabodetabek melalui lebih dari 90 stasiun.

Sebagai moda transportasi berbasis rel perkotaan, tarif KRL Jabodetabek sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama dan tarif progresif Rp 1.000 tiap 10 kilometer berikutnya.

Lantas seperti apa perbandingannya?

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, tarif MRT Jakarta dan tarif LRT Jabodebek tidak bisa dibandingkan lantaran melayani rute yang berbeda.

"Tidak bisa dibandingkan dengan tarif MRT dan LRT Jakarta karena rutenya beda sekali. MRT dan LRT Jakarta hanya (jarak) pendek," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Pemeberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportrasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno.

"Kan beda, MRT kan di wilayah selatan ke pusat. Ini kan wilayah timur nih belum ada angkutan umum di sana. Paling dari Bekasi, kalau Bekasi ada KRL," ucap Djoko kepada Kompas.com, Kamis.

Kedua Pengamat Transportasi tersebut mengatakan, tarif LRT Jabodebek mungkin masih bisa dibandingkan dengan KRL Jabodetabek meski jalur yang dilayani tetap ada perbedaan.

"Perbandingannya dengan KRL Jabodetabek. Ya kalau dihitung murahnya jelas murah KRL, tapi jalurnya juga beda. LRT Jabodebek ini beririsan dengan rute kendaraan pribadi, jadi bidikannya memang pengguna mobil pribadi," ucap Darmaningtyas.

Sementara menurut Djoko, tarif LRT Jabodebek bisa dibandingkan dengan KRL Jabodetabek.

Namun harus diingat bahwa keduanya memiliki segmen pasar yang berbeda, yaitu LRT Jabodebek untuk kalangan menengah ke atas sedangkan KRL Jabodetabek untuk kalangan menengah ke bawah.

"KRL lihat tarifnya kalau menengah ke bawah, kalau LRT menengah ke atas. Kalau menengah ke atas feedernya harus bagus," tutur Djoko.

Bahkan kata Djoko, ada moda transportasi lain yang tarifnya bisa diadu dengan LRT Jabodebek untuk arah Jakarta-Cibubur, yaitu bus JR Connexion.

Pasalnya layanan bus JR Connexion ini mampu mengantarkan penumpang hingga ke kawasan perumahan. Berbeda dengan LRT Jabodebek yang hanya sampai Stasiun Harjamukti karena tidak dilengkapi dengan feeder.

"Pertimbangannya adalah sekarang sudah beroperasi bus namanya JR Connexion itu sampai dengan pusat kota itu tarifnya dulu sebelum pandemi Rp 20.000 mungkin sekarang Rp 25.000 lah. PP berarti Rp 50.000 dia ada di Blok M, ada di Monas," kata Djoko.

"Itu total Rp 50.000 ya kira-kira kayak gitu gambarannya. Meskipun naik bus dengan kereta lebih cepat kereta. Tapi ya tentunya harus menyediakan feeder dari kawasan perumahan ke stasiun terdekat," tambahnya.

Baca juga: Estimasi Tarif Maksimal LRT Jabodebek Rp 23.000-Rp 24.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com