Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Strategi dan Portofolio Direktur PT BNP Paribas dalam Berinvestasi

Kompas.com - 03/08/2023, 08:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam investasi, seseorang perlu terlebih dahulu mengetahui berapa banyak risiko yang dapat ditanggung.

Tak kalah penting, seorang calon investor juga harus mementukan tujuan dari investasi yang akan dilakukannya.

Ada berbagai cara yang ditempuh orang saat meramu strategi investasi untuk mencapai tujuannya.

Berikut ini adalah cerita dari strategi investasi dan penempatan portofolio dari salah satu direktur perusahan menajemen aset PT BNP PAribas Asset Management.

Direktur & Head of Marketing and Product Development PT BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani Siboe mengaku, ia adalah jenis investor yang agresif.

Baca juga: Cara Mulai Investasi Reksa Dana dengan Modal Rp 100.000

Hal ini lantaran, ia menempatkan sebagian besar portofolionya pada reksa dana saham.

"Agresifnya dilihat dari alokasinya lebih banyak ke saham, meskipun di (reksa dana) pendapatan tetap dan (reksa dana) pasar uang juga ada," kata dia saat ditemui di Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Ia memaparkan, agresifitasnya dalam berinvestasi tergantung pada berapa umur dari anaknya.

"Waktu anak saya masih kecil mungkin bisa dibilang lebih dari 70 persen investasi saya di reksa dana saham," imbuh dia.

Namun begitu, ia menekankan, meskipun mengetahui dirinya merupakan investor agresif, bukan berarti ia hanya berinvestasi di reksa dana saham saja.

Maya juga memiliki portofolio di reksa dana pasar uang. Hal ini untuk menanggulangi ketika suatu waktu memiliki kebutuhan mendadak dan pemenuhannya butuh waktu cepat.

Sementara untuk kebutuhan jangka menengah, ia memiliki juga portofolio di reksa dana pendapatan tetap.

"Untuk reksadana saham itu cocoknya jangka panjang," imbuh dia.

Baca juga: Begini Cara Memulai Investasi Emas dengan Modal Rp 100.000

Maya menceritakan, ketika sudah menikah, semua tabungannya dimasukkan ke reksa dana saham. Investasi itu dialokasikan untuk biaya sekolah anak.

"Jadi dari mereka masih kecil sampai kuliah saya tidak ambil, saya simpan saja sampai mereka siap kuliah, di situ kelihatan hasilnya," terang dia.

Persoalan lain terjadi ketika sebuah keluarga memiliki anak kecil yang dalam jangka waktu dua tahun lagi akan masuk sekolah.

Adapun, instrumen investasi yang lebih cocok untuk kasus di atas adalah reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap.

Ia berujar, dua reksadana tersebut cocok untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah dengan tujuan untuk melindungi nilai investasi yang ditempatkan.

"(Reksa dana) pendapatan tetap itu saya kecil sih (portofolionya), sejujurnya lebih cocok ke reksa dana pasar uang," tandas dia.

Baca juga: Punya Uang Rp 100.000, Bisa Investasi ke Instrumen Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com