Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Pilih Proyek Kereta Cepatnya Mangkrak daripada Bebani APBN

Kompas.com - Diperbarui 06/10/2023, 22:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia kini resmi mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Dengan beroperasinya KCJB, maka Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta peluru.

Saat ini, kereta cepat yang diberi nama Whoosh tersebut masih gratis. Nantinya, penumpang kereta peluru penghubung Halim-Padalarang ini bakal dikenai tarif tiket seharga Rp 250.000 sampai dengan Rp 350.000.

Proyek ini sempat terancam mangkrak karena pembengkakan biaya (cost overrun) sehingga terpaksa ditambal uang APBN. Karena biayanya yang meningkat pula, pemerintah Indonesia kembali mengajukan tambahan utang ke China.

Sejatinya, negara tetangga, Malaysia dan Singapura, juga sempat membangun proyek kereta cepat atau High Speed Rail (HSR) yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Jurong.

Baca juga: Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Namun kemudian pada tahun 2020, Malaysia membatalkan proyek ini karena setelah dihitung ulang, investasinya dinilai sangat memberatkan dan bisa membebani keuangan negara. Kini proyek tersebut malah mangkrak dengan sebagian kecil infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun.

Alasan Malaysia batalkan proyek kereta cepat

HSR merupakan proyek besar yang dijalankan bersama dua Negeri Jiran tersebut yang mengoneksikan ibu kota Kuala Lumpur dengan kawasan Jurong di Singapura.

Proyek HSR tersebut rencananya bakal memakan investasi sebesar 17 miliar dollar AS. Saat kesepakatan kedua negara itu terjalin, Malaysia dimpimpin oleh PM Najib Razak.

Dari kajian hingga pembangunan beberapa infrastruktur pendukung hingga proyek akhirnya dibatalkan, Malaysia sudah mengeluarkan anggaran cukup besar.

Pihak Singapura sendiri meminta Malaysia membayar kompensasi atas sejumlah kegiatan konstruksi yang telah berjalan. Malaysia diketahui harus membayar biaya kompensasi sebesar Rp 1,1 triliun ke Singapura.

Baca juga: Kenapa Dulu Ahok Keberatan Halim Dijadikan Stasiun Kereta Cepat?

Singapura juga diketahui sudah terlanjur membangun infrastruktur HSR di Jurong. Kini proyek stasiun di Jurong tersebut juga mangkrak setelah Malaysia memilih membatalkan proyek HSR.

Dalam pernyataannya resminya, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, mengatakan untuk sementara waktu proyek tersebut dibatalkan karena pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

"Terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Malaysia, pemerintah Malaysia telah mengajukan beberapa perubahan pada proyek HSR," kata Muhyiddin Yassin dikutip dari Channelnewsasia.

"Kedua negara tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan bilateral yang baik, bekerja sama dengan erat di berbagai sektor, termasuk memperkuat konektivitas antar-kedua negara," lanjut dia.

Sementara itu dikutip dari Bloomberg, dampak pandemi Covid-19 membuat sejumlah kesepakatan kedua negara harus mengalami beberapa perubahan yang membuat kedua negara sepakat menghentikan kerja sama pembangunan HSR.

Baca juga: Saat Ahok Kurang Setuju Stasiun Kereta Cepat Ada di Halim

Pengumuman penghentian kerja sama bertepatan dengan berakhirnya tahun 2020 atau baru diumumkan secara resmi pada 31 Desember 2020 lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com