Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang dan Tantangan dalam Percepatan Implementasi Energi Bersih di Tanah Air

Kompas.com - 23/10/2023, 08:57 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, melalui transisi energi.

Ini dilakukan dengan memberikan porsi yang lebih kepada energi baru dan terbarukan, mengurangi pemakaian fosil, menekan impor energi, dan sekaligus berkontribusi dalam pencapaian lingkungan hidup yang lebih baik.

Dalam acara Energy Transition Conference and Exibition pekan lalu, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) RI As Natio Lasman, mengatakan untuk mencapai misi tersebut diperlukan pengelolaan energi terbarukan untuk dapat memberikan pasokan listrik secara berkesinambungan, sebagaimana ditunjukkan oleh PLTA dan PLTP.

Baca juga: Dorong Masyarakat Desa Mandiri Energi, Strategi Terkini PHE Tekan Emisi

Ilustrasi fasilitas pengolahan energi panas bumi atau geotermal. SHUTTERSTOCK/VG FOTO Ilustrasi fasilitas pengolahan energi panas bumi atau geotermal.

Direktur Pascasarjana Energi Terbarukan Universitas Darma Persada itu juga mengatakan, dalam melaksanakan percepatan transisi energi ini terdapat peluang dan tantangan yang dihadapi.

Dalam hal energi panas bumi, Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan dan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.

"Terkait energi panas bumi, kebanyakan lokasi sumber panas bumi terletak di daerah yang belum berkembang sehingga dengan adanya misi percepatan energi bersih ini, khususnya panas bumi, maka akan menciptakan kemajuan infrastruktur, ekonomi, serta peluang tenaga kerja,” kata As Natio.

“Apalagi bilamana CSR dari PLTP dapat digunakan secara maksimal untuk mengembangkan lingkungan PLTP tersebut,” tambah dia.

Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin Minta Perbaikan Insentif dalam Eksplorasi Panas Bumi

Menurut As Natio, salah satu tantangan dari percepatan transisi energi panas bumi adalah dukungan dari SDM.

Khususnya yang ada di sekitar wilayah panas bumi, sehingga mereka dapat mendorong realisasi pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP dengan memberikan kondisi sosial yang kondusif yang mana nantinya dari operasional PLTP akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Dia bilang, tidak hanya peningkatan yang benar terhadap pemahaman masyarakat sekitar terkait PLTP, namun juga penyediaan sarana pendidikan yang memadai. Melalui kontribusi tersebut, diharapkan SDM terdidik dan dapat mendukung percepatan transisi energi ini.

Dia juga mengungkapkan, peran sektor ESDM dalam pendidikan perlu diutamakan. Menurut dia, dunia pendidikan perlu memahami bahwa energi adalah modal utama pembangunan.

Baca juga: Kementerian ESDM Dukung Pengembangan Panas Bumi untuk Pencapaian Target NZE 2060

Peranan perguruan tinggi diperlukan untuk memperkenalkan dan mendalami studi terkait energi baru dan terbarukan, baik dari aspek teknologi, maupun sosial ekonominya.

"Kita bisa mulai untuk memperkenalkan lebih dini kepada generasi muda serta masyarakat, di mana pembangkit listrik dari energi terbarukan akan sangat berguna bagi pembangunan,” jelas As Natio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com