Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Sinyal TikTok Shop "Comeback" | Akulaku Kena Sanksi OJK

Kompas.com - 25/10/2023, 05:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

 

4. Pemerintah Bakal Bagi-bagi Bansos Beras 10 Kg dan Uang Rp 400.000 di Akhir 2023

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan sosial (bansos) berupa beras dan bantuan langsung tunai (BLT) di akhir tahun.

Pemerintah memutuskan untuk melanjutkan pemberian bansos beras 10 kilogram (kg) bagi 20 juta keluarga penerima manfaat (KPM) hingga Desember 2023. Sebelumnya pemberian bansos beras hanya pada Oktober dan November 2023.

"Bantuan beras dilanjutkan bulan Desember, 10 kg per KPM," ujar Airlangga saat ditemui di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 200.000 per bulan per KPM. BLT ini akan diberikan dua kali, yakni November dan Desember, sehingga totalnya Rp 400.000.

Ia menjelaskan, BLT diberikan pemerintah karena mempertimbangkan dampak yang diakibatkan oleh fenomena el nino. Fenomena alam itu membuat perubahan cuaca yang menyebabkan terjadi kekeringan di berbagai daerah.

Selengkapnya klik di sini

5. Chatib Basri: Depresiasi Rupiah Hanya 2 Persen, Lebih Rendah dari Ringgit Malaysia

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan bahwa sejauh ini tingkat suku bunga masih akan naik dan mata uang rupiah akan mengalami depresiasi alias pelemahan. Dia bilang, pelemahan rupiah masih lebih rendah jika dibandingkan dengan mata uang negara jiran, ringgit Malaysia.

“Depresiasi rupiah hanya sekitar 2 persen, lebih rendah daripada depresiasi ringgit Malaysia sekitar 8 persen atau yen Jepang yang lebih tinggi lagi,” kata Chatib di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Chatib mengatakan, depresiasi rupiah sebenarnya bisa dikelola dan tidak menjadi persoalan yang besar. Menurut dia, langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga merupakan upaya memperlunak dampak volatilitas mata uang dan bukan mengendalikan levelnya.

Dia mengungkapkan, dalam situasi saat ini langkah-langkah makroprudensial perlu diambil. Meskipun ada perbedaan dengan kondisi pada tahun 2013, dirinya mengaku tidak terlalu khawatir mengingat depresiasi rupiah jauh lebih rendah.

“Opsi yang tersedia adalah meningkatkan suku bunga sambil mendorong kebijakan makroprudensial,” kata Chatib.

Selengkapnya klik di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com