Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Melemah pada Pembukaan Sesi Perdagangan

Kompas.com - 26/10/2023, 09:41 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (26/10/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.18 WIB, IHSG berada pada level 6.798,96 atau turun 0,52 persen (35,4 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.834,38.

Sebanyak 199 saham melaju di zona hijau dan 213 saham di zona merah. Sedangkan 209 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 2,4 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Lanjut Menguat Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Ilustrasi saham perusahaan. ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A Ilustrasi saham perusahaan.

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG masih dalam trend bearish atau melemah setelah kemarin IHSG ditutup di bawah resisten 6.869 dengan candle shooting star.

“Pola tersebut mengisyaratkan peluang untuk melemah dan menguji kembali support 6.747. IHSG kemungkinan akan melanjutkan tren turun sebelumnya menuju 6.666 apabila kembali menembus ke bawah 6.747.

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas berada di teritori negatif.

Indeks saham Nikkei Jepang melemah 1,9 persen (620,9 poin) pada level 30.649, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,4 persen (68,9 poin) pada posisi 17.016,34, Shanghai Komposit pada posisi 2.966,24 atau melemah 0,26 persen (7,8 poin), dan Strait Times turun 0,6 persen (20,1 poin) pada level Rp 3.058,59.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat pada Level 6.834, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 15.870 Per Dollar AS

Rupiah melemah 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.11 WIB rupiah berada pada level Rp 15.918 per dollar AS.

Rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.870 per dollar AS.

Ilustrasi uang rupiah.SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH Ilustrasi uang rupiah.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena indeks dollar AS menguat pagi ini dan sudah bergerak di atas 106.6, di mana pagi kemarin bergerak di sekitar 106,2.

“Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun juga menaik, yield tenor 10 tahun sudah kembali mendekati 5 persen, setelah sempat turun ke kisaran 4,8 persen. Rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.930 per dollar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 15.850 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Melemah

Semalam, data penjualan rumah baru di AS bulan September mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih solid dan mampu menerima beban suku bunga tinggi.

Selain itu, konflik Israel Hamas juga masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar yang mendorong pelaku pasar tetap mempertahankan aset amannya.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com