Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petrokimia Gresik Suplai 36.000 Liter "Green Surfactant" ke Lapangan Walio Papua Barat

Kompas.com - 28/10/2023, 09:30 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, mendukung optimalisasi produksi minyak bumi dalam negeri dengan berkontribusi pada proyek injeksi 'Huff and Puff' di Lapangan Walio, Sorong, Papua Barat, menggunakan green surfactant.

Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak / lemak) sehingga dapat menyatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Selain digunakan untuk bidang farmasi dan industri pembersih seperti detergen, surfaktan juga digunakan untuk keperluan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).

Proyek ditandai pemberangkatan green surfactant oleh SEVP Operasi Petrokimia Gresik I Ketut Rusnaya, mewakili Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Di mana Petrokimia Gresik, satu-satunya industri dalam negeri yang mampu menghasilkan green surfactant.

Petrokimia Gresik saat ini memiliki dua pabrik Asam Sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton/tahun. Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah, gas SO3 yang merupakan bahan baku green surfactant dengan jumlah melimpah dan kualitas yang stabil.

Baca juga: Petrokimia Gresik Mulai Pasarkan Green Surfactan ke Industri Migas

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, proyek Huff & Puff di Lapangan Walio dengan skema 'no cure no pay' dimulai pada Bulan November 2023.

Petrokimia Gresik berkolaborasi bersama beberapa pihak, dengan Petrokimia Gresik bertugas menyuplai green surfactant sebanyak 36.000 liter. Kemudian, diformulasikan oleh PT Dunia Kimia Jaya dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia.

"Green surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan yaitu, IFT 10-3 dan Windsor type III pada uji phase behavior serta dalam uji imbibisi. Green surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan," ujar Dwi Satriyo, melalui keterangan tertulis, Jumat (27/10/2023).

Baca juga: Berkat Pendampingan UMKM Jawa Timur, Petrokimia Gresik Raup Penghargaan

Sementara Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menambahkan, green surfactant produksi Petrokimia Gresik merupakan satu-satunya produk surfaktan ramah lingkungan yang dihasilkan di dalam negeri, untuk mengoptimalkan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Pada proses Huff and Puff kali ini, green surfactant diformulasi dengan chemical lain dan diinjeksikan pada sumur minyak, lalu didiamkan (soaking) beberapa waktu. Dalam beberapa waktu kemudian diproduksikan kembali pada sumur tersebut," ucap Digna.

"Proses injeksi ini dapat memisahkan minyak bumi yang masih menempel pada bebatuan, sehingga meningkatkan perolehan minyak bumi," tambah Digna.

 

SEVP Operasi Petrokimia Gresik I Ketut Rusnaya menyampaikan, produk green surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

“Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Ini terjadi karena minyak terjebak pada bebatuan atau lainnya," tutur Ketut.

"Dengan menggunakan green surfactant akan ada peningkatan produksi minyak, yang awalnya tertinggal karena susah terproduksikan sekarang bisa dioptimalisasi. Huff and Puff green surfactant di Lapangan Walio nantinya, diharapkan berlanjut menjadi pilot project EOR yang dapat semakin menunjukkan kualitas dari produk kami,” jelas Ketut.

Lebih lanjut Ketut mengungkapkan, green surfactant memiliki potensi pasar yang besar, mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, sumur migas di Indonesia juga sangat banyak.

"Kerja sama ini menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa, serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, seperti surfaktan," tutur Ketut.

Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang berdiri sejak 2020, memiliki kapasitas produksi sebesar 600kL/tahun. Pabrik telah melakukan banyak improvement, sehingga produk green surfactant yang menghasilkan jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam IOR/EOR atau sesuai permintaan pasar. Ke depan, diproyeksikan pada 2026 kapasitas produksi pabrik dapat mencapai 5500kL/tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com