Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras, Jagung, Gula Tinggi, Bisa Bikin Harga Telur dan Ayam Ikut Naik

Kompas.com - 07/11/2023, 11:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan harga telur dan harga daging ayam akan ikut naik jika harga jagung masih tetap tinggi dan tidak diintervensi.

Bapanas sendiri memperkirakan, harga beras, jagung dan gula masih akan terus tinggi.

"Jagung jika tidak diintervensi maka harga telur dan ayam akan naik, karena jagung ini komponen utama pakan terak," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Senin (6/11/2023).

Tak mau harga-harga pangan tersebut terus tinggi, Bapanas memiliki sejumlah strategi untuk mengendalikannya. Berikut strateginya. 

Baca juga: Badan Pangan Nasional: Harga Beras, Jagung, dan Gula Masih Akan Tinggi

1. pengendalian beras

Untuk beras, pengendalian harganya dilakukan dengan pengadaan importasi. Bapanas menugaskan Perum Bulog melakukan impor 3,5 juta ton untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

"Ada 8 port kami pakai sehingga bongkarnya bisa cepat sehingga bisa didistribusikan," kata Arief.

Selain itu, pemerintah juga mendorong produksi beras dengan percepatan tanam padi di sejumlah daerah. Seiring dengan percepatan itu, produk penunjang seperti pupuk juga harus dipenuhi.

"Pupuk itu jadi satu keharusan. Kita siapkan di 26.000 kios seluruh Indonesia bekerja sama dengan Pupuk Indonesia Holding, kita harus pastikan pupuk tersedia dan tepat waktu," kata Arief.

Baca juga: Tingginya Harga Jagung Internasional Dinilai Jadi Penyebab Harga Telur Mahal

2. pengendalian jagung

Untuk upaya stabilitas harga jagung, pemerintah juga melakukan pengadaan impor sebanyak 500.000 ton.

Impor itu akan dilakukan dua tahap yakni 250.000 ton untuk tahap pertama di tahun ini dan sisanya tahun depan.

Menurut Arief, mahalnya harga jagung lantaran produksi jagung di dalam negeri menurun sedangkan permintaanya untuk pakan ternak meningkat.

Produksi jagung RI turun seperti pada catatan BPS yang menyebutkan adanya penurunan luas panen jagung.

Pada tahun ini, dari luas panen jagung yang diperkirakan sebesar 2,49 juta hektar, mengalami penurunan sebesar 0,28 juta hektar atau 10,03 persen dibandingkan luas panen tahun sebelumnya.

Data BPS juga menyebutkan, untuk produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 sebesar 14,46 juta ton. Artinya, adanya penurunan 2,07 juta ton atau 12,50 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Jurus Bapanas Turunkan Harga Gula, Beras, dan Cabai

3. produksi gula

Bapanas juga mengatasi tingginya harga gula dengan pengadaan dari impor.

Hingga saat ini Bapanas terus mendorong upaya percepatan pengadaan gula dari luar negeri yang dilakukan oleh Perum Bulog, ID FOOD, serta para pelaku usaha pergulaan lainnya.

Arief menjelaskan, penugasan impor tidak sepenuhnya diambil oleh BUMN, melainkan juga kepada pelaku usaha pergulaan. Maka perlu dilakukan percepatan pengadaan dari beberapa negara seperti Thailand, Australia, dan Brazil.

"Kami juga mendorong dilakukannya percepatan realisasi impor gula, disamping akselerasi perluasan tanam tebu yang tengah dilakukan kementerian teknis," imbuh Arief.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah Rp 100.000 Per Kg, Stok di Aceh hingga NTT Defisit

(Tim Redaksi: Elsa Catriana, Erlangga Djumena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com