Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak UMP 2024 Naik 15 Persen, Pengusaha Ritel: Posisi Kami Sangat Sulit

Kompas.com - 21/11/2023, 16:32 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha ritel yang tergabung dalam Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dan Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) merasa keberatan jika upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta pada tahun 2024 dituntut naik hingga 15 persen menjadi Rp 5,6 juta.

Ketua Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan asosiasi beserta anggota yang tergabung dalam Hippindo akan mengikuti usulan dari Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Bidang Ketenagakerjaan, Jaminan Sosial dan K3, Nurjaman.

Apindo mengusulkan besaran upah minimum provinsi DKI Jakarta yang diajukan oleh pengusaha adalah alfa 0,2 yang dalam persen naik 2-3 persen dengan besarannya sekitar Rp 5.043.000.

Baca juga: Menaker: Pekerja dengan Masa Kerja di Bawah 1 Tahun Berhak Digaji di Atas UMP 2024

“Kalau di kami, karena kami berkumpul juga di Kadin dan Apindo jadi kami akan mendukung apapun yang diminta Apindo dan Kadin. Dalam hal ini merumuskan (UMP) untuk tahun depan,” ungkap Budihardjo saat dihubungi Kontan Senin (20/11/2023).

Kemudian terkait permintaan UMP yang naik hingga 15 persen, Budihardjo mengatakan khusus industri ritel, perkembangan dan pendapatan belum kembali pulih 100 persen.

“Buat gambaran khusus sektor ritel offline, sedang tidak baik-baik saja. Kalau di Hippindo sendiri posisi kami sedang sangat sulit, dengan banyaknya barang ilegal, bersaing dengan belanja online, juga banyaknya mall sepi sedangkan kami harus tetap membayar padat karya serta padat sewa,” jelasnya.

Baca juga: Menaker Ingatkan Semua Gubernur Harus Umumkan UMP 2024 Paling Lambat 21 November 2023

Budihardjo menambahkan, industri ritel tidak bisa menggantungkan semua penjualannya kepada penjualan online sehingga harus ada biaya yang tetap dikeluarkan misalnya biaya sewa tempat.

“Kami kan tidak bisa jualan online, justru kami harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan, padat karyanya ini, ini yang membuat kami agak kesulitan. Namun karena kami sudah sepakat dengan asosiasi, kami akan menuruti karena memang sudah kami sepakati,” tambahnya.

Ia menambahkan, dirinya berharap serikat buruh dan karyawan dapat juga melihat kesehatan dari masing-masing sektor industri yang pasti akan sangat berpengaruh pada kesanggupan membayar UMP jika terjadi kenaikan.

Baca juga: Apa Itu UMP dan UMK? Ini Pengertian dan Perbedaannya...

“Karena memang ada sektor yang sehat, ada sektor yang kurang sehat jadi ya saya harap karyawan maupun serikat buruh bisa melihat soal industri-industri mana yang bagus, mana yang lagi terpuruk,” katanya.

Senada dengan Hippindo, Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja juga mengatakan soal UMP, APPBI satu suara dengan apa yang diusulkan Apindo.

“(Jawaban) APPBI sudah diwakili oleh Apindo. Terima kasih,” tutupnya. (Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo)

Baca juga: Tolak Kenaikan UMP di Bawah 15 Persen, Buruh Ancam Mogok Nasional

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pengusaha Ritel Keberatan Jika UMP Naik Hingga 15%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerbangan Haji Perdana di Aceh Hari Ini, Kemenhub Lakukan Inspeksi

Penerbangan Haji Perdana di Aceh Hari Ini, Kemenhub Lakukan Inspeksi

Whats New
IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

IHSG Turun 113 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.160

Whats New
Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

Whats New
Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

Whats New
Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

Whats New
Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

Whats New
OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

Whats New
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

Whats New
Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

Whats New
Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

Whats New
BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

Whats New
Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

Work Smart
Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com