Dengan demikian, menahan stance kebijakan suku bunga untuk sementara waktu adalah pilihan yang paling aman bagi BI.
Sedikit banyak penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dan ditambah level inflasi yang masih terjaga pada kisaran target, memberi ruang bagi bank sentral untuk bernapas sementara dan menahan level suku bunga acuan 6 persen pada November ini.
Meskipun demikian, BI perlu untuk tetap bersikap hawkish dengan menaikkan suku bunga acuannya pada beberapa bulan ke depan.
Sebab, selama ini suku bunga acuan BI biasanya digunakan sebagai alat untuk merespons suatu keadaan, bukan untuk mencegah per kondisi yang akan terjadi.
Ketika, misalnya, nilai tukar rupiah sudah melemah atau inflasi sudah naik di atas target, barulah BI menaikkan suku bunganya, katakanlah seperti yang terjadi pada bulan lalu.
Bilamana skenario tersebut tidak dijalankan, maka BI harus bersiap untuk bekerja ekstra menghadapi perubahan iklim ekonomi yang sangat terdampak nantinya.
Menanggapi berbagai ketidakpastian pada beberapa bulan ke depan, terutama nilai tukar rupiah mungkin masih berada di bawah tekanan akibat krisis, serta basis suku bunga yang relatif rendah dan masih adanya kemungkinan defisit neraca pembayaran, maka diperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan dalam tenggat sampai dengan semester I 2024.
Dengan kata lain, investor harus bersiap menghadapi pengetatan dari BI jika rupiah melemah, misalkan, sebesar lebih dari 2 persen saja secara bulanan dan/atau kemungkinan adanya defisit neraca pembayaran Indonesia yang terus-menerus dapat berlanjut pada 2024, dan berpengaruh terhadap pasokan valuta asing.
Maka alih-alih kondisi tersebut, BI harus tetap bersiap-siap membuka opsi kenaikan suku bunga lebih lanjut di beberapa bulan ke depan.
Sembari memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi mulai membaik, sambil menjaga stabilitas harga, serta tetap membuat wacana kebijakan bilamana kemungkinan kondisi tersebut benar-benar terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.