Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Jokowi Minta Bank Jangan "Parkir Duit" di SBN Dkk | QRIS Bakal Bisa Digunakan di Jepang dan Arab Saudi

Kompas.com - 01/12/2023, 05:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

1. Jokowi Minta Perbankan Genjot Kredit Usaha, Jangan "Parkir" di SBN, SRBI, dan SVBI

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta perbankan menggenjot penyaluran kredit ke sektor riil, terutama untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Hal tersebut disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023, Rabu (29/11/2023).

Berdasarkan aduan dari pelaku usaha, ia mengungkapkan peredaran uang yang digelontorkan ke sektor bisnis semakin kering.

"Jangan-jangan terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SBN (Surat Berharga Negara), atau terlalu banyak dipakai beli SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) atau SVBI (Sekuritas Valas Bank Indonesia)," ujar dia. Dengan begitu, uang yang masuk ke sektor riil dari perbankan jadi berkurang.

Untuk itu Jokowi berpesan, meskipun perbankan perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, tetapi penyaluran kredit harus tetap digalakan.

"Tolong lebih didorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM," imbuh dia.

Selengkapnya klik di sini.

2. TikTok Shop Bakal Gabung ke GoTo, Anggota Komisi VI Ingatkan Perlindungan Data Konsumen

TikTok dikabarkan bakal bergabung dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terkait rencana pembukaan kembali platform layanan jual-belinya, TikTok Shop, di Indonesia.

Terkait kabar tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung mengingatkan jangan sampai adanya dominasi pasar di berbagai sektor bisnis yang hanya dikuasai oleh satu konglomerasi.

Hal ini mengingat GoTo sendiri merupakan perusahaan teknologi besar di Indonesia yang memiliki beragam lini bisnis, mulai dari keuangan, transportasi, hingga e-commerce.

"Jika GoTo tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan risiko monopoli dan persaingan tidak sehat di pasar," ujar Martin dalam keterangannya, Kamis (30/11/2023).

Selengkapnya klik di sini.

3. BI Jajaki Perluasan Penggunaan QRIS di Jepang hingga Arab Saudi

Bank Indonesia (BI) berupaya memperluas jangkauan local currency transaction (LCT) atau transaksi dalam mata uang lokal ke berbagai negara.

Sejauh ini, kerja sama LCT menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan BI-Fast sudah dapat digunakan di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, LCT memungkinkan transaksi pembayaran tidak perlu dilakukan dengan perantaraan dollar AS, tetapi langsung ke tujuan mata uangnya.

"Kita harus ekspansi, tidak hanya ke empat negara di ASEAN, kita sedang bicara dengan Jepang, China, India. Kita baru menandatangani dengan Uni Emirat Arab," ujar Perry pada acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA), Kamis (30/11/2023).

Tak hanya itu, Perry bilang, pihaknya juga sedang berunding dengan Arab Saudi untuk memfasilitasi jamaah haji dan umrah. "(Arab) Saudi sedang kami jajaki, buat umrah dan haji supaya bisa pakai QRIS dan BI-Fast, itu perluasan," imbuh dia.

Selengkapnya klik di sini.

4. Bos BI Ungkap 5 Gejolak Global yang Bakal Hantam Indonesia Tahun Depan

Bank Indonesia (BI) memaparkan lima gejolak global yang dapat menghantam Indonesia pada 2024 dan 2025. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, hal itu dipengaruhi oelh ketegangan geopolitik yang terjadi oleh perang Rusia dan Ukraina.

Tak hanya itu, perang dagang China dan Amerika Serikat dan konflik Israel dan Hamas juga menjadi salah satu penyebabnya.

"Fragmentasi geopolitik berdampak pada fragmentasi geoekonomi. Akibatnya, prospek ekonomi global akan meredup pada 2024 sebelum akan mulai bersinar kembali pada 2025," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023, Rabu (29/11/2023).

Ia menambahkan, ketidapastian kondisi ekonomi tersebut tercermin dalam lima karakteristik. Pertama, terdapat tren pertumbuhan yang semakin lambat. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan melambat menjadi 2,8 persen pada 2024.

Selengkapnya klik di sini.

5. BI Bakal Tahan Suku Bunga hingga 2025

Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan BI 7 Day Repo Rate hingga 2025. Saat ini suku bunga acuan BI tersebut berada di level 6 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan target sasaran inflasi pada 2,5 plus minus 1 persen.

"Suku bunga BI rate akan kami pertahankan," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023, Rabu (29/11/2023).

Ia menambahkan, BI tidak menutup kemungkinan untuk merespons lebih lanjut soal suku bunga acuan itu. Respons terkait suku bunga acuan akan dilakukan dengan melihat dinamika ekonomi global dan domestik.

Dalam kesempatan yang sama, Perry memprediksi ekonomi Indonesia pada 2024 dapat mencapai 4,7 sampai 5,5 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diproyeksikan meningkat pada 2025 dengan kisaran 4,8 sampai 5,6 persen pada 2025.

Selengkapnya klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com