Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BRI: Holding Ultra Mikro Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Kompas.com - 17/01/2024, 22:06 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengungkapkan, adanya Holding Ultra Mikro mampu mendorong perolehan nilai ekonomi sekaligus nilai sosial.

Holding Ultra Mikro beranggotakan BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Holding BUMN ini bertujuan mempermudah akses pembiayaan kepada para pelaku usaha ultramikro.

Direktur Utama BRI Sunarso menyebut, BRI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran sebagai agen pembentuk nilai dan agen pengembangan.

Baca juga: Bos BRI: Sumber Pertumbuhan Pembiayaan Ultra Mikro Melimpah

Untuk dapat menjalankan dua peran tersebut, penting bagi BRI untuk mencetak keuntungan.

"Dengan memperoleh keuntungan atau economic value, maka perusahaan BUMN bisa memiliki modal untuk menciptakan social value sehingga ekonomi akan berputar. BRI sudah membuktikan selama ini bisa menjalankan peran economic value dan social value secara simultan, salah satunya melalui keberadaan Holding Ultra Mikro," kata dia, Rabu (17/1/2024).

Ia menambahkan, sepanjang 2023 sudah terdapat 37 juta nasabah peminjam yang terintegrasi dalam Holding Ultra Mikro.

Jumlah tersebut sekaligus mengurangi jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal.

BRI Research Institute mengestimasikan bisnis UMi (ultra mikro) yang belum mendapatkan pembiayaan formal telah menurun dari 30 juta pada tahun 2018 menjadi sekitar 14 juta pada 2023.

Ketika dirinci dari jumlah tersebut, sebanyak 3-6 juta di antaranya tidak terlayani perbankan.

Sedangkan sebanyak 4-5 juta lainnya mendapatkan pembiayaan dari teman atau keluarga. Adapun, sebanyak 3-5 juta bisnis ultramikro masih mengakses pinjaman dari rentenir.

Lebih lanjut Sunarso mengungkapkan, dalam Holding Ultra Mikro ini PNM telah menyalurkan Rp 41,57 triliun pada 15 juta pelaku usaha wanita lewat PNM Mekaar.

Sebagai pembanding, Gramen Bank di Bangladesh telah menyalurkan pembiayaan kepada 10,45 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 97 persen merupakan perempuan.

Sedikit catatan, Grameen Bank merupakan lembaga pembiayaan yang menerima hadiah Nobel Perdamaian pada 2006.

"PNM yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro, kini pantas mengklaim dirinya sebagai group lending terbesar di dunia. Hal ini merupakan wujud BRI Group dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan mendukung pencapaian SDGs khususnya yang terkait dengan kesetaraan gender," tandas Sunarso.

Baca juga: Kenali 3 Jenis KUR BRI dan Cara Mendapatkannya

Hadiri WEF

Sunarso sendiri sedang menghadiri gelaran World Economic Forum (WEF) 2024 yang diadakan di Davos, Swiss pada tanggal 15-19 Januari 2024.

WEF tahun ini mengusung tema “Rebuilding Trust” dengan empat agenda prioritas yakni terkait keamanan dunia (Achieving Cooperation and Security in a Fractured World), penciptaan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja (Creating Growth and Jobs for New Era), penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk mendorong ekonomi Masyarakat, serta tema keberlanjutan terkait perubahan iklim, alam dan energi (A Long Term Strategy for Climate, Nature and Energy).

"Dari empat agenda tersebut, tiga topik di antaranya sejalan dengan apa yang selama ini BRI lakukan, tiga topik tersebut di antaranya creating growth & jobs, penggunaan AI, dan strategy for climate, nature and energ,"kata Sunarso

Sunarso fokus membahas satu tema yang sangat relate dan relevan dengan BRI dalam kaitannya pemberdayaan UMKM yakni tema creating growth and jobs for new era.

Sesuai kajian Bappenas (2023) sebut dia, dalam dua dekade ke depan, yakni pada 2045, Indonesia akan mencapai usia emas 100 tahun. Dan pada 2041, Indonesia diperkirakan dapat menjadi negara berpendapatan tinggi (high income), dengan syarat rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen.

Namun demikian lanjut dia, sesuai dengan yang diungkapkan LPEM FEB UI karena kondisi perekonomian global yang kurang mendukung, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5 persen per tahun, pertumbuhan kredit nasional pun tidak lebih dari 15 persen, dan tingkat kemiskinan ekstrem persisten di angka 1,7 persen.

"Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan mesin pertumbuhan ekonomi baru agar Indonesia dapat tumbuh lebih cepat yang bersifat inklusif," ujar dia.

Baca juga: BI dan Erick Thohir Bahas Bunga Kredit Nol Persen buat Ultra Mikro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com