Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Merah di Awal Sesi

Kompas.com - 15/03/2024, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (15/3/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.06 WIB, IHSG berada pada level 7.394,98 atau turun 38,32 poin (0,52 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.433,31.

Sebanyak 173 saham melaju di zona hijau dan 161 saham di zona merah. Sedangkan 214 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 938,29 miliar dengan volume 1,47 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini pergerakan pasar saham dan obligasi akan dibayangi oleh data ekonomi AS yang baru dirilis kemarin.

Baca juga: IHSG Bakal All Time High Lagi Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Inflasi dan pengangguran akan memberikan alasan bagi The Fed untuk mempertahankan tingkat suku bunganya lebih lama. Prospek pergerakan saham di kawasan Asia pun tampaknya akan mengalami tekanan.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.330 – 7.440,” ujar Maximilianus.

Bursa Asia merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 1,6 persen (284,1 poin) pada level 16.677,5, Strait Times melemah 0,54 persen (17,28 poin) pada level 3.169,11, Shanghai Komposit terkoreksi 0,28 persen (8,4 poin) ke posisi 3.029,8, dan Nikkei turun 0,31 persen (118,8 poin) pada level 38.688,5.

Baca juga: Terseret Data Inflasi, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.05 WIB rupiah berada pada level Rp 15.626 per dollar AS atau turun 46 poin (0,3 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.580 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, hari ini rupiah berpeluang melemah setelah semalam data inflasi produsen atau PPI AS bulan Februari dirilis lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Hal ini mendorong penguatan dollar AS terhadap major currency. Kenaikan inflasi produsen ini menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat.

“Faktor ini sudah mendorong pelemahan nilai tukar emerging markets pagi ini terhadap dollar AS dan rupiah pun bisa turut melemah. Potensi pelemahan ke arah Rp 15.650 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.580 per dollar AS,” ujar Ariston kepada Kompas.com.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com