Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Kini Punya Pabrik Minyak Makan Merah, Produksi 7 Ton Per Hari

Kompas.com - 15/03/2024, 11:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki pabrik minyak makan merah pertama yang berada di Regional 1 PTPN I di Desa Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pabrik tersebut diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (14/3/2024) kemarin.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pabrik minyak makan merah ini akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari sekitar 1.000 hektar luas lahan kelapa sawit milik PTPN Group.

“Kapasitas olah pabrik ini adalah 10 ton CPO (minyak mentah kelapa sawit) per hari, dan targetnya dalam satu hari menghasilkan 7 ton minyak makan merah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Apa Itu Minyak Makan Merah yang Lagi Diendorse Jokowi?

Ia menuturkan, pabrik ini merupakan hasil inovasi yang dirancang dan dibangun oleh anak usaha PTPN Group, yakni PT Riset Perkebunan Nusantara.

Selain itu, bekerja sama dengan unit usaha Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Abdul Ghani bilang, pabrik minyak makan merah di Pagar Merbau merupakan salah satu pilot project dari tiga pabrik serupa yang juga akan dibangun di Sumatera Utara.

Dua pabrik di antaranya, bakal dibangun di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat.

Baca juga: Pemerintah Siap Serap Minyak Makan Merah Buatan Koperasi

Pembangunan pabrik minyak makan merah ini rencananya akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi isu minyak goreng untuk masyarakat kecil.

“Selain itu, juga diharapkan bisa menyelesaikan masalah stunting serta pemberdayaan ekonomi masyarakat," ucapnya.

Keberadaan pabrik minyak makan merah diyakni akan memberikan solusi bagi petani rakyat, di mana mereka juga mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar dibandingkan hanya menjual TBS.

Dengan rata-rata kepemilikan sawit petani 2 hektar per keluarga, satu pabrik bisa melibatkan 500 keluarga petani untuk hilirisasi sawit.

Baca juga: Memiliki Penampakan Minyak Makan Merah yang Bisa Mengatasi Stunting

 


Terlebih, minyak makan merah ini mengandung vitamin E dan karoten lebih tinggi dibandingkan dengan minyak sawit merah nabati lain.

Minyak makan merah juga mengandung asam lemak jenuh lebih rendah dibanding dengan virgin palm oil (VPO), dan terbukti lebih unggul dari minyak goreng, karena masih dapat mempertahankan kandungan fitonutrien-nya.

Dengan berbagai keunggualan nutrisi tersebut, minyak makan merah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan yang multifungsi, dari mulai menggoreng, hingga konsumsi langsung sebagai minyak makan.

Selain sebagai salah satu upaya pengentasan stunting, juga dapat dimanfaatkan menjadi bahan aktif kosmesetikal yang dapat mencegah penuaan dini, dan bahan farmasi pencegah penyakit degeneratif.

"Kandungan fitonutrien, komposisi asam lemak, dan vitamin E, menjadikan minyak makan merah sebagai produk fungsional yang strategis," pungkasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pertama Berbasis Koperasi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com