Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Asing Keluar dari RI dalam Sepekan, Nilainya Rp 2,47 Triliun

Kompas.com - 27/04/2024, 11:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren aliran modal asing keluar atau capital outflow di pasar keuangan Indonesia masih berlanjut. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, capital outflow terjadi di sebagian besar instrumen pasar keuangan nasional.

BI mencatat pada periode 22-25 terjadi capital outflow sebesar Rp 2,47 triliun di pasar keuangan RI. Nilai ini sebenarnya jauh lebih rendah dibanding pekan lalu yang mencapai Rp 21,46 triliun.

"Berdasarkan data transaksi 22 – 25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 2,47 triliun," ujar Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (27/4/2024).

Baca juga: Kereta Cepat Bakal Diperpanjang ke Surabaya, KCIC Siap Jadi Operator

Aliran modal asing paling deras terjadi di pasar saham yakni Rp 2,34 triliun. Kemudian, di instrumen surat berharga negara (SBN) terjadi capital outflow sebesar Rp 2,08 triliun.

Sementara itu, instrumen sekuritas rupiah BI (SRBI) mencatatkan aliran modal asing masuk atau capital inflow, dengan nilai sebesar Rp 1,95 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, data setelmen hingga 25 April mencatat, terdapat capital outflow sebesar Rp 47,26 triliun di pasar SBN sejak awal tahun ini (year to date/ytd).

Baca juga: Warga Rempang Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon September 2024

Sementara itu, di instrumen pasar saham terdapat capital inflow dengan nilai akumulatif Rp 9,68 triliun. Lalu, aliran modal asing masuk juga dicatatkam instrumen SRBI, yakni sebesar Rp 9,08 triliun.

Seiring dengan perkembangan pasar keuangan pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke 79,36 April dari sebelumnya 77,60 bps pada 19 Maret lalu.

Di sisi lain, untuk tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat naik ke 7,07 persen, kemudian yield US Treasury 10 tahun turun ke 4,704 persen. Selaras dengan perkembangan tersebut, kurs rupiah melemah ke Rp 16.222 per dollar AS per 26 April.

Baca juga: BI Kerek Suku Bunga Acuan, Ini Respons Bankir

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pasar keuangan Indonesia tengah tertekan oleh kondisi perekonomian global. Hal ini terefleksikan dari dana asing yang keluar atau capital outflow yang kian tinggi.

Bendahara negara menjelaskan, tekanan itu tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global, khususnya dari arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Pasar kini berekspektasi, tingkat suku bunga The Fed yang tinggi akan berlangsung lebih lama. Dengan demikian, tingkat imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS berada dalam tren kenaikan.

Hal ini kemudian membuat investor beralih dari pasar keuangan negara berkembang ke AS.

"Kalau kita lihat dengan capital outflow di surat berharga dan untuk bulan April surat berharga dan capital market karena dua minggu terakhir ini cukup terjadi perubahan akibat statement dan juga posisi Federal Reserve yang menggambarkan mereka cenderung mempertahankan suku bunga," tutur dia, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April, di Jakarta, Sabtu (26/4/2024).

Baca juga: Stasiun Karawang Beroperasi 2025, KCIC Optimistis Penumpang Whoosh Meningkat 30 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Kemendagri Minta Kepala Daerah Cek Harga-harga Komoditas yang Naik Jelang Idul Adha

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..

Whats New
Pemerintah 'Pelototi' Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Pemerintah "Pelototi" Kenaikan Harga Bawang Merah, Cabai Merah, dan Gula Pasir

Whats New
Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Kekhawatiran dan Harapan Pengusaha Usai Pergantian Kepala Otorita IKN

Whats New
Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Kinerja Manufaktur Merosot, Kemenperin Sebut Imbas Permendag Kemudahan Impor

Whats New
Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua

Whats New
Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Kamis, Serikat Buruh Akan Gelar Demo Tolak Tapera di Depan Istana

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Whats New
Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM

Whats New
Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Whats New
Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Whats New
Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Whats New
Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Whats New
Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Earn Smart
Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com