QIQIHAR, KOMPAS.com - Konsumsi susu dan produk turunannya di China terus mengalami kenaikan setelah pemerintah memperketat keamanan pangan usai skandal melamin pada produk susu bayi di tahun 2008 silam.
Setelah skandal yang menyebabkan beberapa bayi meninggal dan sakit, pemerintah China mereformasi manajemen produksi susu, termasuk mengubah undang-undang terkait untuk memperkuat keamanan pangan dan meningkatkan standar teknis.
Melamin bukan termasuk bahan baku makanan dan tidak boleh ditambahkan ke dalam susu dan produk susu. Penambahan ilegal zat ini ke dalam susu seperti yang dilakukan perusahaan susu Sanlu, terutama untuk meningkatkan kandungan protein dalam pangan dengan mengukur kandungan nitrogen.
Meski demikian, karena melamin digunakan untuk memproduksi bahan kemasan makanan, pestisida dan pupuk, maka mungkin terdapat sedikit residu melamin dalam makanan.
Baca juga: Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo
Saat ini pemerintah Tiongkok menetapkan batas atas kandungan residu melamin pada produk susu formula adalah 1 mg/kg, sama dengan batas yang ditetapkan oleh Australia dan Selandia Baru.
Penerapan nilai batas tersebut juga telah mendapat masukan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Dikutip dari Dairynews, pemerintah Tiongkok saat ini terus meningkatkan pengawasan terhadap produk susu, dengan inisiatif seperti proyek 'Excellent Milk' yang memantau secara ketat peningkatan kualitas dan keamanan.
Baca juga: Kata Peternak Sapi Perah: Banyak Susu Dicampur Air, Tak Efektif Atasi Stunting
Daya beli masyarakat Tiongkok yang meningkat imbas kemajuan ekonominya, membuat konsumen memiliki tuntutan yang lebih tinggi terhadap kualitas produk susu, yang secara tidak langsung mendorong berkembangnya industri susu.
China Feihe, pembuat susu formula bayi terbesar di Tiongkok, merupakan satu-satunya produsen susu yang tidak termasuk dalam skandal susu melamin di tahun 2008.
Untuk menjaga mutu produknya, perusahaan yang berdiri tahun 1962 ini membuat peternakan sapi perah yang terintegrasi dengan pabrik pengolahan susu.
Baca juga: Prabowo Mau Impor 1,5 Juta Sapi, Asosiasi Koperasi Susu Berikan 4 Catatan
General Manager Feihe Farm, Yu Yuanming mengatakan peternakan sapi perah milik Feihe yang berlokasi di Qiqihar, China, merupakan yang paling maju.
Selain kandang sapi yang modern dan pakan yang bergizi, proses pemerahan susu juga menggunakan mesin pemerah otomatis tanpa campur tangan manusia untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi.
"Sejak tahun 2006 Feihe menjadi pelopor sebagai peternakan dengan jumlah sapi perah holstein mencapai puluhan ribu. Peternakan kami memiliki kapasitas produksi 300 ton susu segar per hari," kata Yuanming saat menerima kunjungan tim dokter dan media dari Indonesia, termasuk Kompas.com pada (16/5/2024).
Baca juga: Mengapa RI Sangat Bergantung Impor Susu?
Menjalankan rantai industri terintegrasi, mulai dari pertanian pakan, peternakan, hingga pabrik pengolahan susu, menjadikan Feihe mampu mengubah susu sapi yang baru diperah menjadi susu bubuk dalam dua jam. Rantai ini bertujuan untuk memenuhi konsep susu segar dalam dua jam.
"Ini memungkinkan karena letak peternakan dan pabrik yang berdekatan, sehingga bisa menjamin kualitasnya. Saat ini industri susu di China mengikuti standar Feihe," ujarnya.
Feihe sendiri telah memiliki 13 pabrik inti yang modern, 12 peternakan mandiri, dua perusahaan pakan, dua perusahaan pertanian, dan 600.000 ha lahan pertanian eksklusif.
Komitmen untuk menjaga mutu produk secara ketat menjadikan Feihe pemimpin pasar produk susu di China. Produk susu formulanya dipasarkan tanpa gula tambahan dan saat ini menjadi produk susu terlaris di Negeri Tirai Bambu.
Perusahaan yang memproduksi susu formula bayi hingga orang lanjut usia ini juga bekerja sama dengan pusat-pusat riset terkemuka, baik di China maupun internasional mengenai gizi dan kesehatan bayi. Hal ini menjadi nilai tambah lain bagi konsumen.
Penjualan susu premium Feihe tumbuh dari RMB 18,592 juta di tahun 2020 menjadi RMB 22,776 juta pada 2022 dengan rasio peningkatan sebesar 22,5 persen .
Kesuksesan di negaranya membuat Feihe bersiap melebarkan sayapnya ke negara-negara lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya