IHSG Ditutup Turun Tipis, Rupiah Bangkit

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada Rabu (19/6/2024). Hal ini berbeda dengan rupiah yang menguat pada penutupan perdagangan pasar spot.

IHSG ditutup pada level 6.726,91 atau turun 7,9 poin (0,12 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 6.734,83.

Mengutip RTI, sebanyak 188 saham melaju di zona hijau dan 394 saham di zona merah. Sedangkan 202 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 10,1 triliun dengan volume 24,5 miliar saham.

Baca juga: IHSG Ambles 6,4 Persen dalam Sebulan, Investor Harus Bagaimana?

Top losers yang menekan IHSG yaitu, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) yang ambles 8,5 persen ke level Rp 1.235 per saham. Kemudian, Mitra Adiperkasa (MAPI) yang melemah 7,14 persen ke posisi Rp 1.365 per saham. Dilanjutkan dengan Bank Jago (ARTO) yang turun 6,4 persen ke posisi Rp 1.900 per saham.

Top gainers yang mendorong laju IHSG yakni Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) yang melonjak 7,3 persen ke level Rp 1.385 per saham. Bank Syariah Indonesia (BRIS) yang naik 5,1 persen ke level Rp 2.410 per saham. Dilanjutkan oleh Barito Renewable Energy (BREN) yang bertambah 5,1 persen ke level Rp 8.250 per saham.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 2,8 persen (514,8 poin) ke level 18.430,39, Strait Times bertambah 0,23 persen (7,6 poin) ke level 3.309,43, dan Nikkei naik 0,23 persen (88,6 poin) ke posisi 38.570,8. Sementara itu, Shanghai Komposit terkoreksi 0,4 persen (12,1 poin) ke posisi 3.018,05.

Rupiah

Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup menguat. Pukul 14.46 WIB mata uang garuda ditutup pada level Rp 16.365 per dollar AS atau naik 47 poin atau 0,29 persen dibandingkan dengan sebelumnya pada level Rp 16.412 per saham.

Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Kamis (19/6/2024) pada level Rp 16.368 per dollar AS, atau menguat dibanding Jumat (14/6/2024) pada level Rp 16.374 per dollar AS.

Baca juga: Ekonom: Pelemahan Rupiah Pengaruhi Laju Pertumbuhan Pasar Saham