JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (4/7/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang naik pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 9.27 WIB, IHSG bergerak pada level 7.217,74 atau naik 20,9 poin (0,29 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.196,75.
Sebanyak 243 saham melaju di zona hijau dan 125 saham di zona merah. Sedangkan 190 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,12 triliun dengan volume 1,8 miliar saham.
Research Division MNC Sekuritas T Herditya Wicaksana memperkirakan, saat ini, posisi IHSG diperkirakan sudah berada di akhir wave (iii) dari wave [i] dari wave 1 dari wave (3). Support pada level 6.945 - 6.843, resistance pada level 7.219 - 7.256.
“Sehingga IHSG akan rawan terkoreksi membentuk wave (iv) ke rentang area 7.061-7.113. Adapun area penguatan IHSG selanjutnya diperkirakan akan menguji 7.251-7.310,” kata Herditya dalam analisisnya.
Baca juga: IHSG Diperkirakan Lanjut Menguat, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya
Bursa Asia mayoritas hijau, dengan kenaikan Nikkei 0,1 persen (38,8 poin) ke level 40.619,6, Hang Seng Hong Kong Nikkei menguat 0,31 persen (55,08 poin) ke posisi 18.033,6, dan Strait Times bertambah 0,6 persen (20,6 poin) ke level 3.436,16. Sementara itu, Shanghai Komposit melemah 0,07 persen (2,02 poin) ke posisi 2.980,35.
Rupiah
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.09 WIB rupiah berada pada level Rp 16.336 per dollar AS atau naik 34 poin (0,21 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.396 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpotensi menguat pagi ini setelah data-data ekonomi AS yang dirilis semalam menunjukkan angka yang di bawah perkiraan pasar.
“Hasil ini meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini. Pasar masih menunggu data penting lagi yaitu data tenaga kerja AS bulan Juni versi pemerintah. Potensi penguatan rupiah ke arah Rp 16.300 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.400 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Baca juga: IHSG Menguat 1,01 Persen, Rupiah Menguat di Akhir Sesi
Data tenaga kerja yaitu Non-Farm Payrolls versi ADP bulan Juni dan klaim tunjangan pengangguran mingguan mengalami kenaikan di bawah perkiraan pasar. Dan data PMI sektor jasa bulan Juni juga menunjukkan sektor jasa di AS mengalami kontraksi, padahal bulan sebelumnya masih di level ekspansi (di atas angka 50).
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.