Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Lanjut Menguat Pagi Ini, Rupiah Koreksi

Kompas.com - 05/07/2024, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (5/7/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.17 WIB, IHSG bergerak pada level 7.251,68 atau naik 30,7 poin (0,43 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.196,75.

Sebanyak 181 saham melaju di zona hijau dan 172 saham di zona merah. Sedangkan 210 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 950 miliar dengan volume 2,3 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Menguat Lagi? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Research Division MNC Sekuritas T Herditya Wicaksana mengatakan, saat ini posisi IHSG diperkirakan sudah berada di akhir wave [v] dari wave 1 dari wave (3), sehingga penguatannya akan cenderung terbatas untuk menguji 7,265- 7,282.

“Waspadai akan adanya pembalikan arah IHSG untuk membentuk wave 2 ke rentang area 7,059-7,144. Support pada level 7.099 - 6.945, resistance pada level 7.282 - 7.356,” kata Herditya dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed, dengan kenaikan Nikkei 0,95 persen (383,69 poin) ke level 40.964,5, dan Hang Seng Hong Kong Nikkei menguat 0,03 persen (6,3 poin) ke posisi 18.034,58. Sementara itu, Strait Times melemah 0,34 persen (11,7 poin) ke level 3.428,1 dan Shanghai Komposit turun 0,65 persen (19,2 poin) ke posisi 2.938,35.

Baca juga: Mirae Asset Turunkan Proyeksi IHSG dari 8.100 Jadi 7.585

 


Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.17 WIB rupiah berada pada level Rp 16.341 per dollar AS atau turun 11 poin (0,07 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.330 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, kondisi pagi ini terlihat Indeks dollar AS masih dalam tekanan, bergerak di kisaran 105,08. Padahal pagi sebelumnya sempat bergerak di kisaran 105,30 an.

Ini masih karena efek data yang dirilis hari Rabu malam yaitu data ADP Non-farm Payrolls dan data PMI sektor jasa yang lebih rendah dari perkiraan pasar sehingga membuka kembali peluang pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat dari perkiraan.

“Rupiah masih berpotensi menguat terhadap dollar AS hari ini. Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp 16.280 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.360 per dollar AS,” kata Ariston.

Malam ini data tenaga kerja AS bulan Juni versi pemerintah akan menjadi sorotan pelaku pasar keuangan global. Data ini sangat mempengaruhi pergerakan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya dan juga instrumen keuangan lainnya.

Data yang negatif memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS dan bisa mendorong pelemahan dollar AS lagi dan sebaliknya. Dengan data penting yang ditunggu pelaku pasar ini, penguatan rupiah mungkin terbatas.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com