JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (3/7/2024). Demikian juga dengan mata uang Garuda yang naik pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI pukul 09.27 WIB, IHSG menguat ke level 7.157,73 atau naik 32,5 poin (0,46 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.125,14.
Sebanyak 257 saham melaju di zona hijau dan 164 saham di zona merah. Sedangkan 185 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 2,8 miliar saham.
Baca juga: IHSG Masih Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
Founder WH Projeject William Hartanto mengatakan, penguatan IHSG menembus level 7.000 mengkonfirmasi pola falling wedge dan juga menegaskan bahwa IHSG masih bergerak dalam tren sideways sejak bulan Mei 2022.
“Sampai dengan perdagangan kemarin, bterlihat IHSG hanya menguji minor support pada area 7.092 – 7.113. Kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat pada range 7.000 – 7.224,” kata William dalam analisisnya.
Bursa Asia menghijau, dengan kenaikan Nikkei 0,79 persen (317,5 poin) ke level 40.392,19, Hang Seng Hong Kong Nikkei menguat 0,65 persen (115,01 poin) ke posisi 17.884,16, dan Strait Times bertambah 1,27 persen (42,86 poin) ke level 3.410,76. Sementara itu, Shanghai Komposit melemah 0,32 persen (9,6 poin) ke posisi 2.987,39.
Baca juga: Indeks Saham Terbaik dan Terburuk Asia Pasifik Semester I 2024, Ada IHSG
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.26 WIB rupiah berada pada level Rp 16.385 per dollar AS atau naik 11 poin (0,07 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.396 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, peluang pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini. Semalam Jerome Powell di dalam Forum Bank Sentral Eropa menunjukkan sikap bahwa The Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuannya meskipun saat ini beliau sudah melihat adanya penurunan inflasi di AS.
“The Fed masih akan memastikan bahwa inflasi AS benar-benar turun lewat data-data ekonomi AS yang akan dirilis ke depannya. Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp 16.450 per dollar AS dengan potensi support di sekitar Rp 16.350 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Baca juga: Simak 5 Tips Investasi Hadapi Pasar Saham yang Lesu
Selain itu, data lowongan pekerjaan AS bulan Mei, dirilis lebih besar dari ekspektasi pasar, yang artinya kondisi ketenagakerjaan AS masih bagus dan berpeluang menaikan inflasi ke depannya.
Pekan ini, pasar masih mewaspadai data penting yaitu data tenaga kerja AS dan notulen rapat kebijakan moneter AS, yang tentunya bisa mendorong penguatan dollar AS lagi bila hasilnya mendukung kenaikan inflasi AS.
Baca juga: Emiten Kebab Baba Rafi (RAFI) Tebar Dividen Rp 1 Miliar untuk Pemegang Saham
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.