Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kejar Target Swasembada Gula pada 2030, Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat

Kompas.com - 03/07/2024, 08:45 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) terus menyosialisasikan tata kelola tebu rakyat sebagai salah satu upaya penguatan bahan baku menuju swasembada gula nasional pada 2030, mulai dari hulu hingga hilir. 

Salah satu proses sosialisasi dilakukan ketika Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah hadir di acara focus group discussion (FGD) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (2/7/2024).

Pada kesempatan itu, Andi Nur menjelaskan soal pentingnya kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat sebagai upaya peningkatan produksi gula tebu, karena saat ini kebutuhan gula konsumsi pada 2024 sebesar 2,93 juta ton.

"Proyeksi produksi gula nasional pada 2024 adalah sebesar 2,38 juta ton, sehingga masih perlu dioptimalkan, sekitar 662.000 ton harus dipenuhi," tutur Andi Nur melalui siaran persnya, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Pengacara SYL Singgung Green House Petinggi Parpol di Kepulauan Seribu dari Uang Kementan

Lebih lanjut Andi mengatakan, swasembada gula nasional harus diperhatikan mulai dari hulu, seperti penyediaan lahan tebu, penyediaan benih dalam satu manajemen PG dan penataan varietas, serta penggunaan varietas unggul (rendemen tinggi).

"Kemudian, penyediaan saprodi dan alsintan; peningkatan kapasitas SDM; penerapan GAP, GHP, dan GMP; penguatan kemitraan; serta penerapan sistem pembelian tebu serta pembiayaan perbankan (KUR)," lanjut Andi Nur.

Dirjenbun Andi Nur Alam Syah menjelaskan soal kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat di UGM, Selasa (2/7/2024).DOK. Kementan Dirjenbun Andi Nur Alam Syah menjelaskan soal kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat di UGM, Selasa (2/7/2024).

Ditjenbun berkolaborasi dengan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumber Daya Lahan Pertanian (BBPSI-SDLP) terkait pemetaan potensi areal tebu.

Beberapa lokasi telah dilaksanakan ground checking, di antaranya Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, hingga Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Hal Memberatkan Tuntutan Eks Sekjen Kementan, Tak Dukung Pemberantasan Korupsi

Ditjenbun saat ini telah melakukan upaya-upaya perbaikan tata kelola tebu rakyat mulai hulu sampai hilir, seperti pengelolaan benih, pupuk, pengairan, pemeliharaan, mekanisasi, pengendalian OPT, sampai pengelolaan panen dan pascapanen.

"Kami juga menyediakan permodalan yang aman dan mudah yang terus dilakukan penyesuaian, serta penguatan kelembagaan petani agar petani lebih berdaya saing dan memiliki kekuatan tawar kepada Pabrik Gula maupun pedagang gula," imbuhnya.

Dia berharap kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat bisa mendorong swasembada gula nasional, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023.

"Perpres itu menyinggung soal percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati atau biofuel," ucapnya.

Baca juga: Eks Direktur Alsintan Kementan Dituntut 6 Tahun Bui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

2 Cara Ganti PIN ATM BRI, Mudah dan Praktis

2 Cara Ganti PIN ATM BRI, Mudah dan Praktis

Spend Smart
Cadangan Devisa RI Kembali Naik, Per Juni 2024 Mencapai 140,2 Miliar Dollar AS

Cadangan Devisa RI Kembali Naik, Per Juni 2024 Mencapai 140,2 Miliar Dollar AS

Whats New
BEI Sebut 'Influencer' Makassar yang Viral Karena Gagal Kelola Investasi, Bukan Peserta 'Influencer Incubator'

BEI Sebut "Influencer" Makassar yang Viral Karena Gagal Kelola Investasi, Bukan Peserta "Influencer Incubator"

Whats New
Cipta Perdana Lancar Melantai di Bursa, Incar Dana Rp 71,40 Miliar

Cipta Perdana Lancar Melantai di Bursa, Incar Dana Rp 71,40 Miliar

Whats New
Terbitkan Obligasi Senilai Rp 600 Miliar, Anak Usaha Solusi Sinergi Digital Bakal Perluas Konektivitas

Terbitkan Obligasi Senilai Rp 600 Miliar, Anak Usaha Solusi Sinergi Digital Bakal Perluas Konektivitas

Whats New
Kemacetan Jakarta Akibatkan Kerugian Rp 100 Triliun

Kemacetan Jakarta Akibatkan Kerugian Rp 100 Triliun

Whats New
Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Perhutani

Erick Thohir Rombak Jajaran Direksi Perhutani

Whats New
Viral di X, 'Influencer' Asal Makassar Diduga Gagal Kelola Investasi, Bikin Rugi 'Follower' Rp 71 Miliar

Viral di X, "Influencer" Asal Makassar Diduga Gagal Kelola Investasi, Bikin Rugi "Follower" Rp 71 Miliar

Whats New
Letak CVV Kartu Debit BCA dan Kegunaannya

Letak CVV Kartu Debit BCA dan Kegunaannya

Spend Smart
Insight IM Sebut Investor Milenial dan Gen Z Minati Reksa Dana yang Berdampak Sosial

Insight IM Sebut Investor Milenial dan Gen Z Minati Reksa Dana yang Berdampak Sosial

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
IHSG Lanjut Menguat Pagi Ini, Rupiah Koreksi

IHSG Lanjut Menguat Pagi Ini, Rupiah Koreksi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 5 Juli 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Daging Sapi Murni Turun

Harga Bahan Pokok Jumat 5 Juli 2024, Harga Ikan Kembung Naik, Daging Sapi Murni Turun

Whats New
Mampukah IHSG Menguat Lagi? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Menguat Lagi? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kemenhub Ungkap Penyebab Pembangunan Terminal Demak Molor Bertahun-tahun

Kemenhub Ungkap Penyebab Pembangunan Terminal Demak Molor Bertahun-tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com