Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Indef: 79 Persen Warganet Sebut Kenaikan Utang Bebani Rakyat

Kompas.com - 05/07/2024, 07:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melaporkan hasil riset yang ditelusuri melalui media sosial X dan Google Trend terkait Dinamika Utang di Era Jokowi. Riset dilakukan selama 15 Juni sampai 1 Juli 2024.

Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengatakan, hasil riset menunjukkan bahwa 79 persen netizen menganggap kenaikan utang pemerintah sebagai beban.

"79 persen dari 22.000 perbincangan di media sosial X tadi itu menggambarkan bahwa rata-rata netizen menganggap bahwa kenaikan utang sebagai beban," kata Eko dalam diskusi bertajuk "Warisan Utang untuk Pemerintah Mendatang" di Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Meski demikian, Eko mengatakan, sebanyak 21 persen netizen menilai kenaikan utang tersebut lebih kecil dari negara lain dan bermanfaat terhadap pembangunan infrastruktur.

"Ini pandangan netizen yang jumlah utang kita relatif masih kecil dibandingkan Jepang. Padahal kita tahu itu tidak menjadi ukurannya," ujarnya.

Baca juga: Utang Jatuh Tempo Rp 3.745 Triliun, Ekonom: Imbangi dengan Kapasitas Penerimaan Negara!

Eko mengatakan, netizen juga menilai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi proyek yang paling membebani utang lantaran belum adanya investor yang masuk dalam proyek tersebut.

"Kalau secara proporsional bukan IKN yang terbesar dalam utang tetapi menjadi perhatian para netizen karena tahu bahwa investor belum ada yang masuk," tuturnya.

Baca juga: Utang Jatuh Tempo 2025 Rp 800 Triliun, Ekonom Ingatkan Prabowo-Gibran Waspadai Program Jumbo


Terakhir, Eko mengatakan, netizen menilai Presiden Jokowi mengingkari janji kampanye pada tahun 2014 untuk tidak menambah utang.

Adapun saat ini rasio utang Indonesia naik ke level 38,71 persen dari total PDB. Angka ini tertinggi dari presiden sebelumnya.

"Ketika Pak SBY itu sekitar 24,7 persen dari PDB sekarang kita merasakan bagaimana dinamika ekonomi ketika utang kita sudah hampir 40 persen terhadap PDB," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com