Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Difabel Mampu Bersaing di Dunia Kerja

Kompas.com - 04/05/2019, 20:04 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejauh ini masih ada anggapan bahwa kaum difabel tidak punya kemampuan sehingga dianggap tidak bisa dan mampu bersaing di dunia usaha dengan segala kompleksitasnya.

Mengomentari itu, Ketua Ketua Art Therapy Center (ATC) Widyatama, Anne Nurfarina, menilai para penyandang disabilitas punya kemampuan yang mumpuni sama seperti orang yang normal. Sehingga, tidak bisa dipukul rata bahwa kaum difabel tidak berdaya saing.

"Bisa sekali (bersaing). Sekarang tinggal kesempatan yang diberikan," kata Anne di Jakarta, Sabtu (4/5/2019).

Anne mengatakan, kemampun itu terlihat pada peserta didiknya dalam ATS Widyatama di Bandung. Baik semasa menuntut ilmu maupun setelah lulus.

"Kami sudah bisa membuktikan di tempat magang, kita kolaborasikan dengan beberapa industri, mereka bisa mengikuti insturksi apa yang diinstruksikan. Realisasinya, karya-karya mereka memang punya daya jual, bisa diaplikasikan dan diimlementasi sesuai dengan fungsi," ujarnya.

"Misalnya disuruh bikin spanduk, spanduk itu betul dipajang dan dipakai," tambahnya.

Dia menerangkan, tak hanya dalam magang, saat ini banyak kemampuan dan jasa kaum difabel sudah digunakan termasuk oleh publik figure.

Seperti penyanyi Andien atau Andini Aisyah Haryadi. Dia bahkan sudah memakai jasa kaum difabel di ATS Widyatama untuk mendesain sebuah produknya.

"Alhamdulillah mba Andien, salah satu suporter kami, beliau mempergunakan jasa anak-anak ini untuk mendesain produknya," ungkapnya.

Ia menerangkan, selama ini pihaknya fokus mendidik dan membekali peserta didik untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan. Karena menurut Anne, membantu para penyandang disabilitas tidak melulu dalam bentuk meteri berupa uang atau lainnya.

"Tapi kesadaran, bahwa mereka punya potnesi dan berikanlah mereka kesempatan untuk merealisasikan kemampuan dan kompetensinya. Kemudiaian mendapatkan income," paparnya.

Menurut dia, sejauh ini yang paling diperlukan kaum difabel secara mutlak ialah kepercayaan dan kesempatan di dunia kerja. Baik dari perusahaan pemerintah maupun swasta.

Pasalnya, undang-undang tentang difabel yang menjamin keberadaan mereka di dunia pendidikan dan dunia kerja belum terimplementasi dengan maksimal.

"Bisa sekali bersaing. Sekarang tinggal kesempatan yang diberikan. Karena di undang-undang, bahwa di depertemen atau bidang-bidang pemerintahan dan BUMN itu kewajibannya (menerima difabel) sekitar 2 persen (jadi pegawainya). Kalau swasta 1 persen," terangnya.

"Sekarang persoalannya, kami sering mendapatkan tawaran magang, bekerja tapi tadi spesifikasi penyandangnya harus tuna rungu, bukan di kompetensinya. Kompetensi desain grafis misalnya, kompetensi art misalnya," lanjut Anne.

Anne pun miminta semua pihak tidak mengeralisasikan para penyandang disabilitas tidak punya kemampuan. Sebab mereka ada yang sudah punya skill yang mumpuni serta mampu bersaing di dunia kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com