Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurs Rupiah Diprediksi Bisa Menguat ke Level Rp 13.770 Per Dollar AS

Kompas.com - 21/06/2019, 16:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi Makro PT Bahana Sekuritas memprediksi kurs rupiah akan menguat sepanjang tahun 2019. Sebab, tekanan global terhadap rupiah telah berlalu, yang biasanya terjadi pada periode April hingga Juni.

Bahkan, dalam laporan bulanan Bahana Sekuritas, penguatan rupiah bisa menyentuh angka Rp 13.770 per dollar AS.

"Prediksi kami rupiah bisa menyentuh Rp 13,770 per dollar di 2019 ini, didukung situasi global dan domestik yang membaik," kata Pengamat Ekonomi Makro PT Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/6/2019).

Satria mengatakan, perkiraannya menyiratkan apresiasi 2,2 persen dari kurs rupiah saat ini yang berada di level Rp 14.182. Namun, apresiasi tersebut tak ada artinya bila dibandingkan dengan apresiasi 8,5 persen dalam 4 bulan terakhir.

Baca juga: Selama Mei 2019, Nilai Tukar Rupiah Relatif Stabil

Berdasarkan data Bahana Sekuritas, rupiah terus mengalami penguatan ke level terendah dari Rp 15.223 pada Oktober 2018 menjadi Rp 13.920 pada Februari tahun 2019.

Menurut Satria, penguatan rupiah ini terjadi karena penurunan impor yang drastis di bulan Mei 2019 akan terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya.

"Kami memprediksi penurunan impor yang drastis di bulan Mei akan berlanjut ke depannya, sehingga menyehatkan neraca transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah," kata Satria.

Selain itu, kata Satria, rupiah juga termasuk mata uang yang sangat sensitif terhadap sentimen global. Jika sentimen global membaik, rupiah biasanya menjadi mata uang yang bisa menguat secara drastis.

"Misalnya perang dagang AS-Tiongkok mereda dan bank sentral AS dan Eropa melanjutkan stimulus moneternya, rupiah bisa menguat secara drastis," ujar Satria.

Satria juga memprediksi stimulus fiskal yang mampu menarik dana asing masuk juga bisa berkontribusi dalam penguatan rupiah tahun ini.

"Stimulus fiskal pemerintah seperti penurunan pajak korporasi dan insentif infrastruktur juga bisa menarik dana asing atau investasi masuk, yang akhirnya memperkuat rupiah," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com