Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pengiriman Ekspres Tak Terpengaruh Diskon Harga Tiket Pesawat

Kompas.com - 02/07/2019, 19:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) menyatakan kebijakan diskon 50 persen untuk harga tiket pesawat maskapai penerbangan murah (LCC) sama sekali tidak berpengaruh pada industrinya.

Sebagai informasi, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono memutuskan memberikan diskon tiket pesawat terbang 50 persen dari tarif batas atas (TBA) pada Senin (1/7/2019) lalu. Diskon tersebut diberikan khusus jadwal penerbangan tertentu, yaitu di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 10.00-14.00 waktu setempat.

"Kebijakan ini tidak berpengaruh apapun terhadap industri kami, karena ini hanya berlaku pada tiket penumpang. Sementara untuk tiket barang atau Surat Muatan Udara (SMU), sampai saat ini belum ada perubahan apapun," ungkap Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto saat dihubungi Kontan, Selasa (2/7/2019).

Baca juga: Berapa Besar Penurunan Harga Tiket Maskapai LCC? Ini Hitungannya

Lebih jauh, Budi menyebut biaya SMU sudah naik lebih dari enam kali sejak Juli 2018 sampai Februari 2019 dengan akumulasi kenaikan sebesar 352 persen dan terendah 72 persen.

Sepanjang periode tersebut, Budi mencatat dua maskapai menaikkan tarif SMU, yakni Garuda Indonesia dan seluruh anak perusahaannya, seperti Citilink, Sriwijaya, dan NAM Air. Serta Lion Air berikut dengan anak-anaknya, Batik Air dan Wings Air.

"Yang menaikkan harga SMU memang hanya dua maskapai, tapi itu juga diikuti dengan anak-anaknya," lanjut Budi.

Berbeda dengan pengaturan harga tiket penumpang pesawat, Budi menilai belum ada regulasi yang baik setingkat Peraturan Pemerintah (PP) untuk mengatur wewenang penentuan tarif kargo.

Baca juga: Ternyata Penurunan Harga Tiket Pesawat LCC Terbatas, Ini Rinciannya...

Alasan kedua, Budi berpendapat permasalahan tiket pesawat dirasakan langsung oleh rakyat sebagai pengguna jasa, keluhan langsung ditanggapi oleh pemerintah.

"Sedangkan persoalan kargo, seakan ada gap atau 'bumper' di pihak pengusaha kargo atau ekspedisi dan jasa kurir, jadi efeknya tidak langsung terasa ke pemerintah. Padahal, konsumen kami sebagian besar adalah UMKM, terutama toko online. Jumlahnya lebih dari 63.000 UMKM dengan nilai bisnis yang tidak kecil," jelas Budi.

Keadaan tersebut tak jarang membuat pihaknya tidak dapat mensubsidi kenaikan ongkos pengiriman barang. Untuk menghindari kenaikan ongkos pengiriman, pihaknya masih dapat melempar ke moda transportasi lain seperti darat dan laut untuk rute tertentu.

Baca juga: Darmin Bakal Tagih Janji Maskapai Turunkan Harga Tiket

"Namun tetap ada risikonya, leadtime menjadi molor dan hanya sedikit yang bisa disubstitusi, misalnya di Jawa pakai 'trucking'. Sementara yang sudah tidak mungkin dialihkan ke moda transportasi lain, ya memang terpaksa kami naikkan harganya," jelasnya.

Jika sudah tidak bisa diakali, kerugian ditanggung oleh pihaknya selama pelaku jasa kargo belum bisa meminta ganti kenaikan harga ke pelanggan, terutama kalangan korporat. (Amalia Fitri)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Asperindo: Harga tiket barang enam kali naik, tapi sekarang belum turun juga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

[POPULER MONEY] Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan | Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup

Whats New
Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com