Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITC Akan Buat Marketplace Agar Pedagang Juga Bisa Jualan Online

Kompas.com - 05/07/2019, 10:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - International Trade Center (ITC) tengah menggodok platform e-commerce untuk para tenant. Dengan adanya marketplace tersebut, memungkinkan pedagang menjual barang dagangannya secara offline maupun online.

Kepala Divisi ITC Christine Natasha Tanjungan mengatakan, saat ini saja sudah banyak pedagang di ITC yang juga menjualnya melalui aplikasi e-commerce maupun lewat media sosial.

"Di Instagram, di Facebook, banyak pedagang ITC jualan. Kalau lihat di marketplace banyak pedagang ITC jualan," kata Christine kepada Kompas.com, Kamis (4/7/2019).

Christine mengatakan, saat ini di Jakarta belum ada satu pusat perbelanjaan yang mewadahi tenant yang berjualan di dalamnya. Yang ada, masing-masing tenant menawarkan secara individu lewat platform online.

Dengan adanya marketplace yang menampung seluruh toko di ITC, maka akan memudahkan pembeli mencari barang yang diinginkan dalam satu website. Di luar negeri, kata Christine, sistem seperti ini sudah banyak diterapkan pusat perbelanjaan.

"Kami sedang menggodoknya. Ini bisa jadi payung besar yang mewadahi seluruh pedagang kami yang banyak skalanya kecil dan menengah," kata Christine.

Namun, Chritne mengakui tak semudah itu mengembangkan toko offline ke platform online. Saat ini, jumlah pedagang di ITC sekitar 28.000 di 10 lokasi. Jika semua toko dan produknya dimasukkan ke dalam website, maka butuh waktu panjang dan infrastruktur yang mumpuni agar servernya tidak down. Tantangannya adalah menghimpun data toko yany ada, foto produk, hingga membuat deskripsi produk.

Christine mengatakan, pihaknya pun membuat tim kecil di masing-masing ITC yang akan membantu mempersiapkan toko-toko itu untuk mulai bergeser ke toko online.

"Semoga dalam waktu tidak lama lagi bisa dirilis," kata Christine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com