Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buru Kapal Illegal Fishing, Susi Ajak Negara Lain Buka-bukaan

Kompas.com - 22/07/2019, 18:46 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak seluruh negara untuk membuka data sistem pemantauaan kapal atau Vessel Monotoring System (VMS).

Ajakan itu disampaikan Susi pada acara International Workshop on IUU Fishing and Organized Crimes yang digelar di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Tadi saya minta mereka membuka data VMS-nya," ujarnya di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Workshop internasional tersebut diikuti oleh perwakilan sejumlah negara di kawasan Afrika, Timur Tengah dan Pasifik.

Baca juga: Berantas Illegal Fishing, Malaysia Ingin Belajar dari Satgas Pimpinan Susi

Susi menilai sharing data VMS antar negara sangat penting untuk memburu kapal-kapal yang digunakan untuk melakukan aksi illegal fishing alias pencurian ikan.

Memang sudah ada aturan FAO agar pelabuhan-pelabuhan tidak lagi menerima hasil tangkapan ikan dari kapal pencuri ikan.

Tetapi kapal-kapal illegal fishing tersebut, kata Susi, melakukan kamuflase sehingga tetap bisa bersandar di pelabuhan.

Baca juga: Susi: 10.000 Kapal Pelaku Illegal Fishing Telah Angkat Kaki dari Indonesia

Salah satunya seperti kapal buruan Interpol yang pekan lalu ditangkap oleh Satgas 115 pimpinan Susi, yakni MV NICA.

"Kalau ke pelabuhan pasti kamuflase kayak kemarin kapal NICA kan pakai (status) kapal kargo," kata dia.

Saat ini ungkap menteri nyentrik asal Pangandaran itu, sudah ada 6 negara yang mau sharing data VMS. Selain itu sudah ada 16 negara yang sudah komitmen tentang kejahatan perikanan trans-nasional.

Baca juga: KKP Ancam Jerat Perusahaan dalam Kasus Illegal Fishing

Susi sendiri terus mendorong agar komitmen itu bisa menjadi kesepatan bersama negara-negara di dunia melalui resolusi PBB.

"Kita perlu 70 negara minimal untuk jadi resolusi, jadi masih PR besar. Tetapi tidak boleh pesimis, Juanda saja bisa menggolkan negara kepulauan," kata dia.

"Bayangkan kalau tidak ada Juanda seluruh dunia lautnya kayak apa, cuma 3 mil (dari garis pantai) semuanya. Karena Juanda kita punya 200 nautical mile," sambung Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com