Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Investasi Dinilai Tak Efektif Perbaiki Kinerja Investasi Asing

Kompas.com - 19/08/2019, 16:55 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dalam kabinet baru 2019-2024 mendatang dikabarkan bakal membentuk satu kementerian baru, yakni Kementerian Investasi.

Hal tersebut dilakukan untuk menggenjot kinerja investasi dalam negeri yang dinilai belum maksimal dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, apakah pembentukan kementerian baru bisa menjadi solusi?

Wakil Direktur Eksekutif Institute for Developement of Economic and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan, aspek kelembagaan seperti pembentukan kementerian baru tidak bakal efektif dalam mendorong masuknya investasi asing ke dalam negeri.

"Pemerintah sepertinya arahnya ke situ (mengundang investasi asing). Tapi in detil kita belum lihat realisasinya, cuma ada wacana Kementerian Investasi itu kan," ujar dia di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Baca juga: Dua Lembaga Ini Akan Naik Status Menjadi Kementerian?

Eko menjelaskan, yang perlu diperbaiki agar investasi asing bisa terus tumbuh adalah dengan memerbaiki aspek ketenagakerjaan hingga administrasi.

"(Kementerian investasi) secara umum tak akan banyak mengubah kemampuan kita untuk menarik investor," ujar dia.

Eko menjelaskan, meski dari sisi global tren pertumbuhan investasi asing terus melambat, negara berkembang masih dianggap menjadi pasar yang menarik bagi investor.

Data United Nations Conference on Trade and Development pada 2018 menunjukkan, pada tahun 2018 lalu, penanaman modal asing (PMA) di negara maju yang meiputi 54 persen dari keseluruhan aliran modal asing turun sebesar 27 persen menjadi 557 miliar dollar AS.

 Baca juga: DNI akan Direvisi, Investasi Asing Minimal Rp 10 Miliar

Sementara untuk negara berkembang tumbuh 2 persen atau menadi 706 miliar dollar AS.

Adapun secara global, PMA di seluruh dunia mengalami penurunan sebesar 13 persen menjadi 1,29 triliun dollar AS.

"World Investment Indicator, tren FDI di emerging market naik. Namun FDI secara level global memang turun. Ini bisa jadi peluang enggak buat kita?" ujar Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com