Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Panjang Bikin Cabai Mahal hingga Ganggu Inflasi

Kompas.com - 22/08/2019, 21:40 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kemarau panjang yang terjadi sejak awal tahun bakal berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Agustus 2019. Salah satu penyebabnya adalah harga cabai yang terus naik di pasaran.

Walaupun demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dampak kemarau panjang terhadap inflasi hanya bersifat sementara. Sebab, BI dan pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengendalikan harga-harga ketika ada kemarau panjang.

“Kalau mengenai beras, kami sudah ketahui bahwa stok Bulog lebih dari cukup. Dampak kemarau panjang yang terasa adalah cabai, tapi ini dampak temporer,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Cabai Merah Sebabkan Inflasi Juli 2019 Mencapai 0,31 Persen

Perry menjelaskan, cabai yang merupakan salah satu komoditas paling berpengaruh terhadap inflasi telah memasukin musim panen dalam dua bulan ini. Adapun panen terutama akan terjadi di wilayah Sumatera, terutama Sumatera Utara.

"Tentu memang harga cabai akan berpengaruh terhadap inflasi. Tapi pengaruh itu sudah kami sudah perhitungkan," ucapnya

Hingga akhir tahun, BI memperkirakan tingkat inflasi bakal terjaga di bawah titik tengah kisaran sasaran 3,5 persen. 

Adapun tingkat inflasi pada Juli 2019 tercatat 0,31 persen (mtm) atau menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,55 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tercatat 3,32 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,28 persen (yoy). 

Baca juga: Harga Cabai Hingga Uang Sekolah Sumbang Inflasi di Juli 2019

Kelompok administered prices kembali mencatat deflasi dipengaruhi berlanjutnya dampak kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara, serta koreksi tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api setelah hari raya Idulfitri. Sementara itu, inflasi kelompok volatile food melambat, meskipun perkembangan harga beberapa komoditas hortikultura tetap perlu menjadi perhatian. 

Inflasi yang terkendali didorong oleh inflasi inti yang terjaga didukung ekspektasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas harga, permintaan agregat yang terkelola, dan pengaruh harga global yang minimal,” ucanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com