Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Bakal Terus Merangkak hingga Akhir Tahun 2019?

Kompas.com - 19/09/2019, 16:09 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha di bidang jual beli emas yakin harga emas bakal terus merangkak naik hingga akhir tahun 2019.

PT Hartadinata Abadi Tbk, sebagai produsen emas perhiasan menyakini harganya tidak akan turun hingga akhir tahun seperti 3-4 bulan yang lalu.

"Harga emas saya lihat akan turun seperti 3 bulan yang lalu kayaknya enggak deh. Malah kedepannya mungkin cenderung akan naik terus hingga akhir tahun 2019," kata Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, Sandra Sunanto di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Sandra meyakini hal tersebut karena dalam 3-4 bulan terakhir harga emas naik signifikan. Dia bilang, sejak Januari-Agustus 2019 kenaikan emas hampir 10 persen. Tanggal 4 September 2019 yang lalu, harga emas di Indonesia mencapai angka Rp 775.000 per gram.

Baca juga: Kini Hadir Platform Investasi Emas Masduit

Pun kondisi ekonomi global tengah berfluktuasi. Mulai dari perang dagang AS-China yang belum menemui titik temu hingga kejadian penyerangan kilang minyak mentah Saudi Aramco pekan lalu.

Ini menyebabkan investor beralih ke aset-aset safe haven untuk menyelamatkan asetnya, seperti emas dan logam mulia. Alhasil, kondisi ini mengakibatkan tingginya permintaan di tengah terbatasnya supply emas.

"Jadi ini sebetulnya masih sangat volatil, ya, hingga akhir tahun. Apalagi dari dulu kan emas memang dipilih sebagi aset safe haven kalau kondisi sedang tidak bagus," jelas Sandra.

Di samping itu, kata Sandra, harga emas di Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu pergerakan harga emas spot yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, dan pergerakan kurs rupiah terhadap dollar AS.

Baca juga: Hari Ini Harga Emas Antam Turun Rp 5.000

Jadi, meskipun harga emas di gold spot tidak terkerek naik, harga emas akan tetap naik bila kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.

"Jadi Indonesia tuh agak menarik dan unik ya dibandingkan negara lain. Kita memang betul-betul tergantung sama dua faktor itu," imbuh Sandra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com