Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Ayam Ras dan Rokok Sebabkan Inflasi Oktober 2019

Kompas.com - 01/11/2019, 14:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) kembali mencatat inflasi sebesar 0,02 persen pada Oktober 2019. Angka inflasi ini sesuai dengan angka yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) meskipun bank sentral memperkirakan lebih rendah.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, realisasi inflasi di bulan Oktober 2019 menunjukkan inflasi stabil dan terkendali.

Inflasi yang terkendali ini, kata dia, mendukung terjaganya daya beli masyarakat dengan harga yang relatif stabil.

"Tapi intinya menunjukkan inflasi rendah dan terkendali. Dan ini mendukung terjaganya daya beli masyarakat dengan harga-harga yang terkendali ini," kata Perry di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Baca juga: Inflasi Oktober 2019 Mencapai 0,02 Persen, Ini Pemicunya

Dia menyebut, inflasi bulan Oktober 2019 disumbang oleh daging ayam ras, kelompok makanan jadi, minuman, dan rokok.

"Tapi sumber-sumbernya sih hampir sama, seperti daging ayam ras dan seterusnya, dalam konteks yang memang lebih tinggi dari SPH (Survei Pementauan Harga) kami. Begitu juga untuk yang rumah tinggal," jelas dia.

Perry menuturkan, realisasi inflasi Oktober 2019 menjadikan inflasi kumulatif dari Januari-Oktober 2019 mencapai 2,20 persen secara tahun kalender (year to date/ytd) dan 3,13 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Dia yakin, inflasi akan terus terjaga dalam koridor 3,5 persen plus minus 1 persen hingga akhir tahun 2019.

"Mengonfirmasi perkiraan Bank Indonesia pada akhir tahun ini Insya Allah inflasi akan di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen," pungkas Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com