Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Pangkas Sejumlah Rute, Ini Alasannya

Kompas.com - 25/11/2019, 18:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Garuda Indonesia mengurangi bahkan menutup sejumlah rute penerbangan sepi penumpang, seperti rute Jambi, Batam, Sulawesi Utara, dan wilayah timur lainnya.

Direktur Operasi Garuda, Bambang Adisurya Angkasa mengatakan, pihaknya mengalami kondisi yang berat karena mahalnya avtur dan sepinya penumpang di rute-rute tersebut. Namun, penerbangan daerah-daerah remote (terpencil) masih sangat penting.

"Terkait dengan tutupnya beberapa rute seperti Jambi, Batam, dan rute wilayah Timur, kita mengalami posisi yang berat. Di satu sisi Garuda harus bisa survive, tapi di sisi lain kebutuhan penerbangan di daerah remote ini menjadi penting," kata Pikri Ilham Kurniansyah di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Untuk bisa menerbangkan pesawat ke rute-rute itu kembali, pihaknya membutuhkan koordinasi dan kontribusi semua pihak, khususnya Pemerintah Daerah Setempat. Pemda bisa mengkoordinasikan kebutuhan penumpang dengan kapasitas pesawat.

Bila koordinasi berjalan lancar, penerbangan bisa terus dibuka seperti penerbangan langsung dari Jakarta ke Nias.

"Contohnya Jakarta-Nias, itu semua berkontribusi. Kami juga sudah berkoordinasi dengan beberapa Bupati di daerah Halmahera untuk menbangun suatu sinergi. Jadi mereka anggap pesawat ini bukan pesawat Garuda, anggap pesawat daerah," ujar dia.

Selain itu nantinya pesawat-pesawat berbadan besar yang melayani rute ke Bali, Medan, Surabaya, Balikpapan, dan Ujung Pandang akan dihubungkan dengan pesawat kecil seperti pesawat ATR untuk terbang di daerah-daerah terpencil.

"Pesawat berbadan besar kami hubungkan dengan pesawat kecil, untuk menerbangi daerah-daerah yang tadi remote (terpencil)," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menginginkan koordinasi dari Pemerintah Daerah untuk mendata kebutuhan penumpang dengan kapasitas pesawat agar mencegah kekosongan kursi pesawat.

"Pemda juga harus melihat berapa banyak yang terbang," pungkasnya Budi Karya Sumadi di kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com