Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gratiskan PPh Badan Bagi Swasta Yang Terlibat Pembangunan Infrastruktur

Kompas.com - 05/12/2019, 09:18 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAA.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan pemerintah akan memberikan insentif berupa penggratisan PPh Badan bagi pengusaha yang membangun infrastruktur yang tergabung dalam program strategis nasional.

Suahasil menyebut program tersebut harus dibiayai secara penuh oleh Swasta.

"Kami sedang mendesain satu logika baru di mana kalau satu proyek infrastruktur yang sepenuhnya dibiayai oleh swasta, perusahaan tersebut akan bisa minta pembebasan Pph Badan. Kita kasih insentif," kata Suahasil di Kempinski Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Suahasil mengatakan, dalam tiga tahun terakhir penerintah sudah mencari cara untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa uang negara, dan hal itu ternyata diterima oleh swasta.

Baca juga : Sri Mulyani ke Pengusaha: Penerimaan Naik, Profit Naik, Pajak Ada

Inilah yang kemudian menjadi dasar untuk menjalankan kerja sama yang saling menguntungkan melalui Public Private Partnership (PPP).

"Pihak swata pun banyak yang mau ikut parisipasi dan kontribusi. Kenapa? karena ada return yang diharapkan dan kami di wilayah Kemenkeu membangun agar PPP makin laku," jelas Swahasil.

Swahasil juga menjabarkan, saat ini ada 270 proyek strategis nasional. Bagi pengusah yang bergerak di bidang infrastruktur bisa mengajukan permohonan kepada unit yang menangani khusus PPP.

Disambut Positif

Di sisi lain, hal ini ditanggapi positif oleh Wakil Ketua Umum Apindo sekaligus CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani. Menurut Shinta, selama proyek yang akan dibangun visible maka pengusaha akan sangat terbuka dengan kesempatan tersebut.

Oleh sebab itu ia masih menunggu RUU Omnibus Law ahar regulasi semakin jelas dan tepat sasaran.

"Ini akan memberikan kita harapan bahwa peran swasta juga akan muncul. Jadi proyek strategis tidak hanya diberikan pada BUMN saja. Makanya kita kejar omnibus law karena itu penting. Kalau itu tidak diperbaiki dari sisi perijinan usaha, maka itu enggak bisa insentifnya (sulit)," kata Shinta.

Namun Shinta menjabarkan masalah pembiayaan yang selama ini menjadi masalah diharapkan bisa terurai dengan kerja sama yang bersinergi dengan BUMN.

"Ada yang pelu diperhatikan seperti pembiayaan, kalau kita tidak dapat dukungan, tentu kita tetap tidak bisa berkompetisi. Makanya sekarang, kita lebih banyak mengedepankan kemitraan sinergitas antara swasta dan BUMN," jelas Shinta.

Shinta mengatakan, sebelumnya Kadin sudah menandatangani kesepakatan dengan BUMN terkait dengan proyek strategis nasional. Adapun kerjasama ini akan dilakukan dengan sistem kemitraan, PPP, sinergitas dan prioritas yang dibagikan ke swasta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com