BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Arla

Susu Organik, Cara Jitu Penuhi Kebutuhan Susu Bernutrisi dan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 06/12/2019, 15:11 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Produksi susu di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Begitulah data yang disampaikan pada rilis Food and Agriculture Organization (FAO) atau Badan Pangan Dunia, Maret 2019.

FAO memperkirakan produksi susu dunia pada 2018 adalah sebesar 843 juta ton atau naik 2,2 persen dari tahun sebelumnya.

Berbanding lurus dengan produksi, kebutuhan produk susu di seluruh dunia juga mengalami peningkatan.

Hal itu ditunjukkan dengan terus meningkatnya ekspor produk susu yang mencapai 75 juta ton guna memenuhi kebutuhan akan produk susu di seluruh dunia.

Semakin tingginya kebutuhan produk susu global didorong oleh pertumbuhan populasi, pendapatan yang lebih tinggi, dan meningkatnya kesadaran tentang hidup sehat.

Saat ini pun permintaan produk susu yang sehat dan alami tengah menjadi tren. Bahkan 58 persen konsumen global menginginkan lebih banyak makanan alami.

Sementara itu, sebanyak 33 persen konsumen merasa penting untuk membeli makanan organik. Mereka pun bersedia membayar lebih untuk mendapatkannya.

Peluang emas bagi perusahaan susu

Kenaikan produksi susu dan kebutuhan produk olahan susu dunia tersebut merupakan peluang emas bagi perusahaan susu dunia untuk terus berkembang.

Salah satu perusahaan susu yang memanfaatkan peluang besarnya kebutuhan susu dunia adalah Arla Foods Amba.

Perusahaan susu internasional asal Denmark yang telah berumur 130 tahun itu menjadikan peternakan dan produksi susu organik, serta produk olahannya sebagai salah satu fokus pengembangan bisnisnya.

Menurut Eksekutif Wakil Presiden International Arla Foods Amba, Tim Ørting Jørgensen, produk organik Arla dimulai dari peternakan sapi yang menerapkan standar tinggi.

“Jadi dalam konsep organik, peternakan sapi kami memperhatikan berbagai hal, mulai dari makanan sapi yang full alami tanpa pestisida, kandang, hingga penggembalaan,” ujar Tim dalam wawancara dengan Media di Hotel Dharmawangsa, Jakarta (1/11/2019) lalu.

Tim Ørting Jørgensen saat menjelaskan perkembangan bisnis produk organik Arla (1/11/2019).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Tim Ørting Jørgensen saat menjelaskan perkembangan bisnis produk organik Arla (1/11/2019).

Konsep organik pun, imbuh dia, juga ada pada berbagai produk olahan susu seperti yoghurt atau keju yang dijual di pasaran.

Fokus ini merupakan bagian komitmen Arla untuk membantu masyarakat seluruh dunia mendapat produk susu terbaik.

Arla saat acara pertemuan tersebut mengklaim jika pihaknya merupakan perusahaan susu terbesar ke-4 di dunia.

Fokus Arla terhadap konsep organik ini juga menjadikannya sebagai perusahaan penghasil produk susu organik terbesar di dunia.

Menurut keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Arla dimiliki peternak koperasi sebanyak 9.900 orang.

Para peternak itu berasal dari Denmark, Swedia, Inggris, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Belanda. Sementara jumlah karyawan Arla adalah 19.000 orang.

Jumlah peternak koperasi dan karyawan tersebut membuat Arla mampu menghasilkan total volume susu sebanyak 13,9 miliar kilogram pada 2018 yang menjangkau lebih dari 120 negara.

Semua itu membuat Arla memperoleh pendapatan sebesar 10,4 miliar euro atau sekitar Rp 162,7 triliun pada 2018 (kurs 1 euro: Rp 15.527) dengan performance price 36,4 eurocent atau sekitar Rp 5.651 per kilogram susu.

Arla di Asia Tenggara dan Indonesia

Saat ini Arla telah memasarkan produknya di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, juga negara-negara seperti Jepang, Korea, hingga Bangladesh.

Pernyataan itu disampaikan oleh Vice President Head of South East Asia, Arla Foods Amba, Mark Boot pada kesempatan yang sama.

Menurut dia, saat ini ada lebih dari 1 miliar penduduk di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, target pasar produk Arla saat ini adalah orang tua millenial yang ada dalam 16 persen populasi.

“Memang di sini kami menargetkan pasar premium, tetapi kami sangat yakin pasarnya (di Indonesia) sangat menjanjikan,” lanjut Mark.

Ia berharap produk Arla nantinya dapat menjangkau 2-3 persen dari total 16 persen populasi tersebut.

Saat ini, Arla telah memiliki beragam produk berkualitas tinggi di pasaran seperti Arla®, Lurpark®, Castello®, Puck®, dan Arla Baby & Me® Organic.

Selain menjaga kualitas produknya, Arla juga selalu menyajikan informasi yang bermanfaat terkait kebaikan gizi untuk terus memasarkan produknya di Indonesia.

Tujuannya adalah menjadikan Bangsa Indonesia, mulai dari anak-anak hingga dewasa agar lebih sehat dan nutrisinya tercukupi dari sumber yang ramah lingkungan.


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com