Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok di AS Melimpah, Harga Minyak Kembali Melemah

Kompas.com - 18/06/2020, 08:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak ditutup melemah pada perdagangan Rabu (17/6/2020) karena kekhawatiran penurunan permintaan bahan bakar akibat kenaikan kasus virus corona di China dan Amerika Serikat (AS).

Di saat yang sama, stok minyak mentah AS kembali naik dan membawa persediaan komersial ke level tertinggi sepanjang masa.

Mengutip Reuters via Kontan.co.id, Kamis (18/6/2020), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures ditutup melemah 25 sen atau 0,6 persen ke 40,71 dollar AS per barel.

Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 di Nymex turun 42 sen atau 1,1 persen menjadi 37,96 dollar AS per barel.

Baca juga: Rekor, Harga Minyak Mentah Menguat Hampir 90 Persen Sepanjang Mei 2020

Sentimen negatif bagi harga minyak datang setelah data pemerintah AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah Negeri Pam Sam naik ke rekor tertinggi minggu lalu untuk dua minggu berturut-turut.

Tercatat, stok minyak AS ini mencapai lebih dari 539 juta barel. Sebaliknya, stok distilasi turun setelah berminggu-minggu naik signifikan.

Pelemahan harga sedikit tertahan setelah WHO mengumumkan akan memperbarui pedoman perawatan pasien virus corona setelah hasil uji klinis di Inggris menunjukkan obat steroid dexamethasone berhasil mengurangi tingkat kematian di antara pasien Covid-19 yang parah.

Tetapi tekanan kembali muncul setelah virus corona kembali menyebar di beberapa bagian AS. Perhitungan Reuters memperlihatkan, setidaknya ada enam negara bagian AS yang mengalami kenaikan kasus baru.

Sementara itu, pemerintah China juga mulai memberlakukan pengetatan dengan pembatalan sejumlah penerbangan dan penutupan kembali sekolah di Beijing. Ini dilakukan untuk mencegah wabah virus corona baru di wilayah Ibu Kota China tersebut.

"Kemerosotan hari ini tampaknya terkait dengan stok minyak mentah dan kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang permintaan karena virus corona yang kembali muncul," kata Gene McGillian, Vice President of Market Research Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

"Pasar sedang mencoba untuk menemukan apakah minyak memiliki kekuatan yang cukup untuk melanjutkan reli yang membawanya ke level tertinggi tiga bulan," tambah McGillian.

Namun, selain stok minyak AS yang meningkat ke rekor baru, permintaan bahan bakar AS, yang diukur dengan produk yang dipasok, turun 20% selama empat minggu terakhir secara tahunan.

Produksi minyak mentah AS turun 600.000 barel per hari pekan lalu menjadi 10,5 juta barel per hari, terendah sejak Maret 2018. Beberapa di antaranya disebabkan oleh Storm Cristobal, yang menutup lebih dari sepertiga dari output lepas pantai AS.

Namun, produsen minyak AS diperkirakan akan memulihkan sekitar setengah juta barel per hari dari produksi minyak mentah pada akhir Juni.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga minyak mentah ditutup melemah setelah stok minyak AS kembali rekor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com