Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini IHSG Melaju, Rupiah Turun Tipis

Kompas.com - 04/02/2022, 09:20 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (4/2/2022). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.07 WIB, IHSG berada pada level 6.710, atau naik 26,15 poin (0,39 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.683,85.

Sebanyak 216 saham melaju di zona hijau dan 141 saham di zona merah. Sedangkan 208 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 978,46 miliar dengan volume 1,5 miliar saham.

Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Indeks Nikkei 0,21 persen, dan Strait Times 0,13 persen. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong naik 1,8 persen.

Wall Street pagi ini ditutup merah dengan penurunan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 1,45 persen, S&P 500 melemah 2,4 persen, dan Nasdaq ambles 3,7 persen.

Sebelumnya, Analis Panin Sekuritas William Hartanto yang menilai IHSG berpeluang bergerak menguat, namun masih cenderung sideways. Penguatan juga didorong oleh net buy asing.

“IHSG memiliki kecenderungan bergerak sideways dalam area 6.530 – 6.754, dan berpotensi menguat dengan katalis positif net buy investor asing. Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.645 – 6.754,” kata William.

Baca juga: Cek Harga Kripto Pagi Ini, Mayoritas Menguat, tapi ETH, SOL dan DOGE Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.378 per dollar AS, atau turun tipis 1 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.377 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena kekhawatiran pasar terhadap inflasi. Selain itu, kenaikan harga minyak mentah sebagai sumber energi yang menyentuh kisaran 90 dollar AS per barel, pertama kali sejak tahun 2014 akan menjadi pendorong kenaikan inflasi global

“Nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan hari ini terhadap dollar AS. Selain itu, inflasi yang meninggi di AS juga akan mengkonfirmasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif ke depan yang akan mendorong penguatan dollar AS,” kata Ariston.

Dari dalam negeri, kondisi penularan Covid-19 yang semakin tinggi akan meresahkan pelaku pasar dan bisa menekan nilai tukar rupiah.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.400 per dollar AS sampai dengan Rp 14.350 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com