Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Minyak Goreng Murah Sudah Didistribusikan, tapi Kenapa Masih Mahal?

Kompas.com - 08/02/2022, 15:46 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan minyak goreng masih terus dikeluhkan masyarakat lantaran harganya dinilai masih terus mahal.

Padahal, pemerintah sudah memiliki berbagai program untuk memberikan minyak goreng murah mulai dari program minyak goreng satu harga, hingga ditetapkannya Harca Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, tingginya harga minyak goreng ini lantaran adanya kepanikan dari para pedagang terhadap stok lama.

Baca juga: Kemendag Nilai Fenomena Mahal dan Langkanya Minyak Goreng Hanya Sementara

"Jadi harga tetap tinggi karena pedagang mau menghabiskan stoknya dulu. Kalau nanti pedagang sudah mendapatkan supply minyak goreng dengan harga baru, bagaimana stok lamanya? Itu masalahnya makanya kenapa masih tinggi atau belum rata," kata Oke dalam dialog daring bertajuk Menjamin Ketersediaan Minyak Goreng bersama Ombudsman secara virtual, Selasa (8/2/2022).

Padahal, kata Oke, pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran agar para pedagang mau menukar atau mengembalikan minyak goreng stok lama dengan minyak goreng stok baru. Namun, kenyataan di lapangan, hal ini belum terjadi.

Dirinya juga sudah meminta ke pedagang jika mau mengembalikan stok minyak goreng yang lama bisa melalui supplier, kemudian supplier bisa mengembalikan ke supplier yang lebih tinggi lagi.

Baca juga: Komisi VI: Mendag Harus Bisa Memastikan Ketersediaan Minyak Goreng di Pasaran

"Bahasa sederhananya yang gede yah ngurus yang gede," kata Oke.

"Di ritel modern juga sama. Diminta stok lama dikembalikan namun tidak dikembalikan supplier, ada mekanisme yang disampaikan oleh ritel modern sementara pedagang enggak ada mekanismenya dan stok di ritel juga enggak diterima," sambung Oke.

Walau demikian, Oke optimistis keadaan ini terjadi hanya sesaat lantaran stoknya juga masih banyak.

"Yah mungkin proses penyelesaiannya apakah akan habis dibeli masyarakat atau selesai dengan mengembalikan rantai distribusi yang saya perintahkan, tapi yang pasti pasokan sudah mulai lancar, ini fenomena sesaat," jelas Oke.

Baca juga: Saat Cari Minyak Goreng Saja Susah...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com