Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Naik Jelang Pertemuan Uni Eropa Terkait Sanksi Rusia

Kompas.com - 31/05/2022, 12:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik ke level tertinggi dalam dua bulan pada akhir perdagangan Senin waktu Amerika Serikat (Selasa pagi), karena pelaku pasar sedang menunggu keputusan Uni Eropa terkait sanksi terbaru untuk Rusia.

Mengutip CNBC, Selasa (31/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 46 sen atau 0,4 persen menjadi ke level 119,89 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 60 sen atau 0,5 persen ke level 115,67 dollar AS per barrel.

Uni Eropa akan mengadakan pertemuan pada Senin dan Selasa untuk menyepakati pemberian paket sanksi keenam terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Salah satu sanksi yang menjadi pembahasan adalah terkait penerapan larangan impor minyak dari Rusia.

"Saya pikir tidak berlebihan untuk berasumsi bahwa spekulan memposisikan diri untuk memperkuat pasar minyak pasca KTT Uni Eropa," kata Managing Partner SPI Asset Management, Stephen Innes.

Baca juga: Uni Eropa Sepakat Larang Lebih dari Dua Pertiga Impor Minyak Rusia

Adapun sanksi lebih lanjut pada minyak Rusia akan semakin memperketat pasar minyak mentah global yang sudah tertekan. Saat ini pasokan minyak global menipis di tengah meningkatnya permintaan bensin, solar, dan bahan bakar jet menjelang puncak musim panas di AS dan Eropa.

Pada pertemuan yang dilakukan hari Minggu kemarin, Uni Eropa gagal menyepakati embargo minyak Rusia. Meski demikian, organisasi ini akan tetap melanjutkan pembicaraan untuk melarang pengiriman minyak Rusia melalui laut sambil mengizinkan pengiriman melalui pipa, menurut pada pejabat Uni Eropa.

Jika disetujui, kesepakatan tersebut akan memungkinkan Hongaria, Slovakia, dan Ceko untuk terus menerima minyak Rusia mereka melalui pipa Druzhba untuk beberapa waktu sampai pasokan alternatif dapat diatur.

Baca juga: Eropa Bingung Bayar Impor Gas dari Rusia

Di sisi lain, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia atau OPEC+ menolak seruan Barat untuk mempercepat penambahan produksi minyak mereka. OPEC+ akan tetap pada rencana awal menambah 432.000 barel per hari pada Juli, menurut enam sumber OPEC+.

Pelaku pasar juga gelisah setelah Iran pada hari Jumat lalu mengatakan angkatan lautnya telah menangkap dua kapal tanker minyak Yunani sebagai pembalasan atas penyitaan minyak Iran oleh ASdari sebuah kapal tanker yang ditahan di lepas pantai Yunani.

“Ini meningkatkan momok gangguan lebih lanjut terhadap aliran minyak melalui Selat Hormuz, yang membawa sepertiga perdagangan dunia,” kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Picu Harga Mi Instan Naik

Tak hanya soal pasokan, harga minyak juga dipengaruhi penurunan dollar AS karena investor mengurangi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS yang agresif dan karena kekhawatiran mereda tentang resesi global.

Adapun dollar AS yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi importir yang memegang mata uang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com