Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Persen Kartu Visa di Indonesia Dapat Melakukan Pembayaran Nirsentuh

Kompas.com - 10/06/2022, 16:47 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan jasa keuangan PT Visa Worldwide Indonesia melihat tren pembayaran nirsentuh atau contactless di Indonesia semakin diminati.

Hal ini didorong oleh kembalinya mobilitas masyarakat setelah pelonggaran kegiatan diberlakukan pemerintah.

Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, saat ini 30 persen dari kartu Visa yang beredar di Indonesia merupakan kartu contacless alias nirsentuh.

"Saya mungkin tidak bisa sebut jumlahnya tapi kalau dari percentage-nya itu mungkin sekitar 30 persen sudah contectless," ujarnya dalam acara virtual Contactless Talk, Jumat (10/6/2022).

Baca juga: RI Minta Arab Saudi Tambah Wilayah Penempatan PMI dan Hentikan Konversi Visa

Dia menjelaskan, untuk mendukung sistem pembayaran digital, pihaknya juga memperbaharui fasilitas pembayaran di merchat yang telah bekerja sama dan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang tersebar di Indonesia.

Tercatat dari 1,4 juta mesin EDC di Indonesia, sebanyak lebih dari 500.000 mesin EDC sudah dapat menerima pembayaran contactless.

"Dari Starbucks saja sudah 487 gerai. Kita ngetracknya itu berdasarkan mesin. Hampir lebih dari 500.000 sudah contactless," kata dia.

Dia melanjutkan, pihaknya belum menargetkan seluruh mesin EDC yang ada harus dapat menerima pembayaran contactless saat ini.

Oleh karenanya, Visa Indonesia hanya menyasar tempat-tempat yang membutuhkan waktu transaksi cepat. Pasalnya, pembayaran nirsentuh ini dapat mempersingkat durasi pembayaran penggunanya.

"Jadi kita fokuskan dulu di tempat2 seperti itu. Bukan cuma konsumtif tapi juga harus cepat. Jadi supermarket, coffee shop, gerai seperti fast food restaurant, fuel station, dan apotek itu kita buka," ucapnya.

Baca juga: Apa Itu MLFF? Alat Bayar Tol Nirsentuh yang Bakal Gantikan e-Toll

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com