Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah Pagi Ini

Kompas.com - 22/06/2022, 09:36 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah, pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (22/6/2022). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 7.040,63 atau turun 4,26 poin (0,02 persen) dibandingkan dengan penutupan sebelumnya pada posisi 7.044,07.

Sebanyak 233 saham melaju di zona hijau dan 147 saham di zona merah. Sedangkan 202 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1 triliun dengan volume 1,9 miliar saham.

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,62 persen, Shanghai Komposit 0,18 persen, dan Strait Times 0,39 persen. Sementara itu, Nikkei menguat 0,07 persen.

Baca juga: Terkumpul 1,1 Miliar Dollar AS, Lembaga Dana Pandemi Beroperasi Akhir Juni 2022

Sedangkan, Wall Street pada penutupan pagi ini hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 2,15 persen, S&P 500 menguat 2,4 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 2,5 persen.

Sebelumnya, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG dibayangi oleh sentimen rilis suku bunga dari Bank Indonesia. Menurut dia, semakin mendekati momentum rilis tingkat suku bunga, pola pergerakan IHSG terlihat betah dalam rentang konsolidasi wajar dengan peluang kenaikan terbatas.

“Kondisi perekonomian yang stabil ditambah dengan masih adanya emiten yang membagikan dividen turut menopang pola pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William dalam rekomendasinya.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini pun ikut melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.836 per dollar AS, atau turun 23 poin (0,16 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.813 per dollar AS.

Baca juga: Rumahnya Digeruduk Massa Dimintai Ganti Rugi, Yusuf Mansur Lagi Menuju Mesir

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi didorong oleh sentimen The Fed yang berencana menaikkan suku bunganya kembali. Bank Sentral AS masih dalam jalur kenaikan suku bunga yang agresif tahun ini dimana bulan Juli nanti akan kembali menaikan 50-75 basis poin.

“Rupiah berbalik tertekan hari ini terhadap dollar AS. Sentimen the Fed masih menjadi alasan utama rupiah tertekan. Sementara pasar juga menunggu respon BI terhadap kebijakan moneter the Fed ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.850 per dollar AS sampai dengan Rp 14.800 per dollar AS.

Baca juga: Pelaku Startup Wajib Tahu, Ini 4 Kesalahan Manajemen Keuangan yang Kerap Dilakukan Perusahaan

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

Whats New
Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Rilis
Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Whats New
Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Work Smart
OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com