Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

PGN Kembangkan Infrastruktur Pipa untuk Optimalkan Pemanfaatan Gas Bumi Nasional

Kompas.com - 24/06/2022, 16:29 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mulai memfokuskan utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline.

Adapun pengembangan tersebut dilakukan pada sektor industri, rumah tangga, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pembangkit listrik dan transportasi.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar menjelaskan, berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), ada tujuh lokasi kawasan ekonomi Khusus (KEK) baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi.

“Pengembangan infrastruktur gas bumi akan diselaraskan dengan rencana pengembangan kawasan industri (KI) dan infrastruktur pendukung KI," tutur Achmad dalam keterangan persnya, Jumat (24/6/2022

 

Ia melanjutkan, PGN melakukan joint study dengan pengelola KI untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi di dalam KI.

"Tidak menutup kemungkinan untuk sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) grup lain,” jelas Achmad.

Baca juga: Penutupan Kilang LNG milik Freeport Guncang Pasar Energi Dunia

Ilustrasi jaringan gas bumi untuk optimalisasi gas bumi nasionalDOK. Humas PGN Ilustrasi jaringan gas bumi untuk optimalisasi gas bumi nasional

Achmad menjelaskan, banyak tantangan yang ditempuh PGN sebagai salah satu penyangga energi nasional hingga 2050.

Permasalahan itu, sebut dia, terjadi karena  infrastruktur gas bumi yang belum merata di lokasi-lokasi potensial KI baru, terutama daerah Sumatera bagian tengah dan Indonesia bagian tengah hingga timur.

“Kemudian terdapat proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Grup. Salah satunya proyek di Grass Root Refinery (GRR) Tuban yang terletak 55 kilometer (km) dari Pipa Gresik-Semarang.”

"Kilang Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) telah menyediakan lahan dan akan membangun dermaga atau jetty untuk sandaran kapal besar, termasuk incoming LNGC sehingga liquied natural gas (LNG) akan lebih feasible menggunakan LNG land based,” ucap Achmad.

Baca juga: 7 Kawasan Industri Baru Berpotensi Gunakan Layanan Gas Bumi

Sebagai informasi, PGN turut andil dalam proyek small land based-LNG regasification terminal di Refinery Unit (RU) V Cilacap dan pembangunan pipa Senipah-Balikpapan sepanjang 20 inci atau setara dengan kurang lebih 78 km ke RU V Balikpapan.

“Untuk regasifikasi pada pembangkit listrik saat ini sedang dikerjakan untuk 10 lokasi di Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara (Sulteng),” jelas Achmad.

Selain itu, portofolio bisnis terus ditingkatkan dimana ke depannya PGN akan fokus kepada bisnis LNG trading and retail.

Baca juga: PGN dan PT PRPP Teken HOA Kerja Sama Penyediaan Gas Bumi di GRR Tuban

Adapun dua proyek yang akan dikembangkan, yaitu Jambaran Tiung Biru melalui mini LNG Plant berkapasitas 2,5 billion british thermal unit per day (BBTUD) dan LNG Bunkering Bontang.

“Ini menjadi titik untuk bisnis yang sangat challenging ke depannya agar PGN bisa lebih kuat dan lebih sustain. Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan satu juta rumah tangga per tahun,” katanya.

Ia menambahkan, segmen kelistrikan, industri, dan retail tetap menjadi backbone demand terbesar subholding gas.

“Sinergi ini dilakukan untuk menyediakan gas bagi kilang dan smelter serta adanya terobosan dalam penyediaan moda nonpipa serta LNG trading,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com