Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Harga BBM Dinilai Jadi Momentum untuk Beralih ke Kendaraan Listrik

Kompas.com - 15/09/2022, 21:31 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jadi momentum masyarakat untuk beralih ke kendaraan rendah emisi.

Hal itu disampaikan Taufiek saat perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Surabaya.

“Meningkatnya minat masyarakat ke kendaraan rendah emisi juga dapat mengurangi konsumsi BBM dan melakukan diversifikasi energi. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan harga minyak global,” kata dia melalui siaran pers Kemenperin, dikutip Kamis (15/9/2022).

Baca juga: Luhut: Indonesia Jadi Kekuatan yang Harus Diperhitungkan

Lebih lanjut kata Taufiek, saat penyelenggaraan GIIAS 29 th di ICE BSD beberapa waktu lalu, terdapat tren kenaikan yang cukup signifikan dari masyarakat yang tertarik untuk memiliki kendaraan teknologi elektrifikasi (EV), baik kendaraan berjenis hybrid sampai dengan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Besarnya animo masyarakat tersebut dapat terlihat dari terjualnya 1.594 unit kendaraan listrik. Menurut dia, penjualan ini jauh lebih besar daripada penjualan kendaraan listrik selama satu tahun periode pada 2021.

Kemenperin juga memberikan apresiasi pada gelaran GIIAS ke-29 yang tercatat dihadiri hingga 385.000 pengunjung dengan jumlah transaksi sebesar Rp 11,74 triliun untuk pembelian sebanyak 26.658 unit kendaraan.

Menurutnya, industri otomotif menjadi kontributor utama terhadap sektor industri alat angkutan. Saat ini, telah memiliki total 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat.

“Industri kendaraan bermotor roda empat memiliki total investasi sebesar Rp 139,37 triliun, dan kapasitas produksi sebanyak 2,35 juta unit per tahun,” kata Taufiek.

Baca juga: Kementerian ESDM: Butuh Dana Tidak Kecil untuk Dorong Energi Baru Terbarukan

Industri otomotif telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38.000 orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif dari tier-1 sampai tier-3. Sektor ini juga mampu memberikan devisa yang signifikan melalui capaian ekspornya.

“Kinerja ekspor industri otomotif Indonesia sampai Juli 2022 mencapai 238.000 unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar 2,95 miliar dollar AS, kemudian ekspor 60.000 set kendaraan CKD dengan nilai sebesar 71,159 juta dollar AS, dan ekspor 10,27 juta pieces komponen dengan nilai 1,18 miliar dollar AS,” ujar Taufiek.

Dia berharap, penyelenggaraan GIIAS Surabaya 2022 dapat mendorong tercapainya green mobility dalam industri otomotif Indonesia. Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi menyampaikan, pihaknya memiliki misi untuk menunjukkan kinerja gemilang dari industri otomotif Indonesia, sekaligus menjadi dorongan untuk pertumbuhannya.

“Gaikindo mencatat kenaikan yang signifikan pada penyelenggaraan GIIAS 2022, yaitu berhasil meningkat sebanyak lebih dari 30 persen, baik secara unit maupun rupiahnya,” ujar Nangoi.

Baca juga: EBT dengan Kapasitas Fleksibel Dinilai Mampu Pangkas 20 Persen Biaya Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com